Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purnawiran Marciano Norman memberikan arahan terkait penyelenggaraan PON 2028 di Padang, Sumatera Barat. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat memberikan sinyal perubahan besar dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII tahun 2028.

Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menegaskan bahwa PON Nusa Tenggara Timur-Nusa Tenggara Barat akan difokuskan pada cabang-cabang olahraga Olimpiade.

Langkah ini, kata Marciano, merupakan bagian dari implementasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang menargetkan Indonesia masuk 10 besar dunia pada 2032 dan bahkan menembus lima besar dunia pada 2044.

“Kita harus mulai fokus pada cabang olahraga Olimpiade agar apa yang tertuang dalam Desain Besar Olahraga Nasional bisa benar-benar tercapai,” ujar Marciano saat berada di Padang, Kamis (6/11), dirilis dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Dihadang Warga, Eksekusi Lahan Gagal

Marciano menilai, pengalaman dari penyelenggaraan PON XXI Aceh–Sumatera Utara menjadi bahan evaluasi penting.

Saat itu terdapat 65 cabang olahraga yang dipertandingkan jumlah yang dinilai terlalu banyak dan membuat pembinaan kurang fokus.

Untuk PON 2028, KONI Pusat berencana menyederhanakan jumlah cabang olahraga agar sumber daya dan perhatian lebih tertuju pada cabang-cabang unggulan yang dipertandingkan di Olimpiade, seperti atletik, renang, bulu tangkis, angkat besi, panahan, hingga senam.

“Kita tidak akan mengabaikan cabang olahraga lain, namun prioritas harus jelas. Indonesia harus punya arah yang kuat menuju prestasi dunia,” tambah Marciano.

Baca juga:  Kembali Digelar, BDF ke-15 Angkat Tema Kepemimpinan dan Solidaritas

Kebijakan fokus ini juga menjadi langkah awal untuk mempersiapkan skuad pelapis tim nasional Indonesia menuju Olimpiade Los Angeles 2028.

Marciano menekankan bahwa pembinaan atlet berprestasi dunia harus dimulai dari daerah lewat peran aktif KONI provinsi, kabupaten, dan kota.

“Kita ingin daerah menjadi fondasi kekuatan tim nasional. PON adalah panggung untuk menemukan calon-calon atlet Olimpiade Indonesia,” katanya.

Marciano pun menaruh harapan besar kepada KONI Sumatera Barat agar mampu melahirkan atlet potensial dari Ranah Minang yang bisa memperkuat Merah Putih di ajang olahraga tertinggi dunia.

Dalam catatan terakhir, Indonesia hanya menempati peringkat ke-39 pada Olimpiade Paris 2024.

Baca juga:  Atlet Catur Se-Bali Turun di Ajang Grombong Cup 2018 

Melalui reformasi arah kebijakan olahraga nasional dan penyelenggaraan PON yang lebih selektif, KONI berharap prestasi Indonesia bisa melonjak signifikan di Olimpiade berikutnya.

Marciano menegaskan bahwa PON 2028 bukan sekadar ajang pesta olahraga antardaerah, tetapi batu loncatan penting menuju panggung dunia.

“PON harus menjadi laboratorium atlet masa depan. Dari sanalah lahir generasi penerus emas Indonesia,” tutup Marciano optimistis.

Dengan fokus baru ini, PON XXII 2028 di NTT–NTB diharapkan menjadi titik balik sejarah olahraga nasional dari ajang kebanggaan daerah menuju panggung pembuktian kualitas atlet Indonesia di level global. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN