Tim gabungan mendatangi salah satu SMP swasta untuk menyaksikan mediasi kasus penganiayaan siswi oleh temannya, Sabtu (10/5). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jagat maya beberapa hari terakhir dihebohkan kasus dugaan bullying pelajar salah satu SMP swasta di wilayah Denpasar Selatan (Densel).

Korbannya merupakan siswi berinisial NPCDD (15). Sedangkan pelakunya, AP (15).

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Ariasandy S.I.K., Minggu (11/5) saat dikonfirmasi menyebutkan jika kasus itu berakhir damai. Ia pun menjelaskan peristiwa yang terjadi.

Kronologinya, pada Jumat (9/5) pukul 10.00 WITA bertempat di ruangan kelas, pelaku dimintai uang kas oleh bendahara kelas. Bukannya bayar pelaku malah tersinggung karena merasa bendahara kelas meremehkan ekonominya.

Baca juga:  Antusiasme Remaja Jadi Polisi Tinggi, Ribuan Pelamar Ikut Tes Kesehatan

Selanjutnya bendahara kelas cekcok dengan pelaku dan dilerai oleh korban. “Korban berusaha melerai. Namun pelaku minta korban tidak ikut campur urusannya. Selanjutnya pelaku menjambak rambut, memukul dan menendang korban,” tegasnya.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka cakar pada bagian leher, bibir dan lebam di betis.

Kombes Pol. Ariasandy mengatakan pada Sabtu (10/5) pukul 08.00 WITA, Wadir Reskrimum Polda Bali AKBP Agus Bahari bersama Tim Subdit 4, KPAD Bali, UPTD PPA Denpasar dan Kapolsek Densel AKP Agus Adi Apriyoga mendatangi sekolah tersebut untuk menghadiri proses mediasi. Mediasi tersebut melibatkan korban dan pelaku didampingi oleh pihak sekolah dan keluarga masing-masing.

Baca juga:  Kapolri Diminta Kawal Transparansi Kasus Vina

Dari pertemuan itu, pelaku minta maaf ke korban dan berjanji tidak mengulangi lagi perbuatannya tersebut. Jika diulang kembali akan diproses secara hukum. “Tentunya kita semua sangat menyesalkan kejadian ini. Kami mengimbau kepada para orangtua, guru, mari bersama awasi anak-anak kita jangan sampai hal serupa terulang kembali,” kata mantan Kabid Humas Polda NTT ini.

Ariasandy berpesan kepada para anak-anak supaya jangan kecewakan orangtua maupun guru dengan melakukan perbuatan negatif. “Ayo fokus belajar yang baik agar bisa mencapai cita-cita dan meraih masa depan yang gemilang,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Kepala Desa Terjerat Korupsi
BAGIKAN