Gandeng Psikolog, Ratusan Siswa di Buleleng Tak Lancar Calistung Jalani Tes Kecerdasan. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng kini menggandeng psikolog untuk melakukan pendampingan terhadap 375 siswa di Kabupaten Buleleng yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung (Calistung) pada Rabu (7/5). Pendampingan ini dilakukan untuk mengukur tingkat kecerdasan siswa SMP yang mengalami permasalahan tersebut.

Dari tes ini nantinya dapat diketahui penyebab siswa belum mampu calistung. Apakah karena tingkat kemampuan intelektualnya dibawah rata-rata, atau karena mengalami disleksia (gangguan kesulitan membaca dan menulis).

Psikolog RSUP Prof Ngoerah Denpasar, Retno Indaryati Kusuma, mengatakan, dari hasil observasi awal ratusan siswa yang belum mampu calistung ini disebabkan karena kemampuan intelektualnya dibawah rata-rata. Hal ini terlihat secara fisik, karena siswa tersebut memiliki tipikal seperti mongoloid dan borderline.

Baca juga:  Prabowo-Jokowi Jalani Upacara Pisah Sambut di Istana Merdeka

Ia menyebut, penyebab intelektual dibawah rata-rata ini bukan disebabkan karena kurangnya dukungan dari orangtua, atau sering bermain gadget. Melainkan terjadi secara genetik.” Ibaratnya kalau orang normal lahir dengan mesin 3.500 cc sementara mereka 1000 cc. Bisa jalan, tapi tidak bisa naik gunung. Akhirnya mereka cuma di dasar aja,”jelasnya.

Pihaknya berharap, siswa yang intelektualnya dibawah rata-rata agar di tempatkan di sekolah inklusi seperti SLB yang menggunakan kurikulum non akademik. Sehingga siswa tersebut dapat dilatih keterampilan dan kemandiriannya. Sebab meski intelektualnya dibawah rata-rata, setiap anak pasti memiliki minat dan bakatnya.

Baca juga:  Mei 2022, Bali Duduki Peringkat Pertama Penyumbang Wisman

“Kalau sekolah reguler kita tau sendiri kurikulumnya seperti apa. Jadi mereka memang harus di sekolah khusus. Sehingga di sekolah itu mereka tidak perlu logika dan penalaran. Hanya perlu dilatih keterampilan dan kemandiriannya,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra menjelaskan hasil asesmen ini akan digunakan untuk menyusun rekomendasi individual bagi tiap siswa, yang mencakup klasifikasi kemampuan seperti tingkatan normal, borderline, atau retardasi mental ringan hingga berat serta langkah penanganan lanjutan.

“Kita ingin mereka tetap mendapatkan pendidikan yang layak, termasuk pelatihan keterampilan dan pengembangan minat bakat. Ini penting agar mereka bisa mandiri dan tidak menjadi beban keluarga ke depan,” ujarnya.

Baca juga:  Miris, Tiga SMP Swasta di Badung Tak Kebagian Siswa

Sebagai tindak lanjut, pihaknya mengungkapkan Pemkab Buleleng akan mendorong pelaksanaan asesmen kemampuan dasar (calistung) dan IQ sejak SD kelas 4 hingga 6. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini hambatan belajar dan memberikan bimbingan yang tepat sebelum siswa naik jenjang pendidikan.

“Beberapa kebijakan seperti penunjukan penanggung jawab khusus di tiap sekolah untuk siswa berkebutuhan khusus, penandatanganan pakta integritas oleh kepala sekolah dalam penanganan inklusi, pengembangan kelas dengan metode belajar yang sesuai kapasitas siswa,”jelas Sutjidra. (Yudha/Balipost)

BAGIKAN