
DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus kekerasan terhadap tiga pelajar berinisial AMS (15), KMG (17) dan ERM (17) yang sempat viral di media sosial (medsos), Maret lalu dirilis aparat.
Setelah melakukan rangkaian penyelidikan dan mengumpulkan alat bukti akhirnya penyidik penetapan tujuh tersangka, yaitu GDN, KEP, KAP, GAR, STF, JIA dan seorang remaja, MPRW (17). Tersangka GDN dan KEP pasangan suami istri, mereka yang menginisiasi serta menembak korban menggunakan airsoft gun glock.
Terkait pengungkapan kasus ini, Wadir Reskrimum Polda Bali AKBP Agus Bahari, Rabu (7/5) menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (18/3) pukul 01.00 WITA di rumah kontrakan, Jalan Diponegoro Gang Mertha Yoga, Denpasar.
Para tersangka GDN, KEP, KAP, GAR, FTV, dan JIA melakukan penganiayaan dengan cara memukul, menendang, menginjak, menembak dengan senjata airsoft gun dan menyuruh korban membuka pakaian serta celana sehingga para korban telanjang bulat. Setelah itu korban disuruh on*ni, menungging dan memperlihatkan anus.
“Tersangka KEP melakukan perekaman perbuatan tersebut dan dikirim ke GDN. KEP juga yang punya inisiatif menyuruh korban buka pakaian. Sedangkan GDN menembak korban menggunakan airsoft gun,” ujarnya.
Selanjutnya tersangka GDN mengirim video tersebut ke grup “Hidup Sehat” dan oleh tersangka MPRW mengirim ke grup kelas sekolahnya sehingga viral.
Akibat kejadian itu, ketiga korban trauma. AMS syok, malu dan takut
dikeluarkan dari sekolah. Sementara KMG mengalami luka memar pada kaki sebelah kanan, luka lecet pada mata kaki kiri dan tumit kaki kiri, merasa syok, malu serta takut dikeluarkan dari sekolah.
Sedangkan ERM mengalami rasa sakit pada paha bagian belakang, tidak bisa membuka mulut dengan lebar, luka tembak pada kaki kanan di atas betis, merasa syok, malu serta takut dikeluarkan dari sekolah.
Barang bukti yang diamankan selang air sepanjang 86 centimeter, tiga HP, satu dahan pohon, satu unit airsoft gun glock hitam, satu kotak peluru, sarung pisau, sarung tinju, dan sejumlah pakaian.
“Pemicunya adalah korban mencuri tabung gas, tapi TKP-nya beda dan tidak ada hubungan dengan para pelaku. Sampai saat ini kami masih menunggu laporan korban yang kehilangan tabung gas tersebut,” tandasnya. (Kerta Negara/balipost)