AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem melaksanakan tradisi  Mesabatan Biu atau yang lebih dikenal dengan nama Perang Pisang. Tradisi ini bermakna sebagai sebuah uji mental bagi calon pemimpin generasi muda berikutnya.

Kelian Desa Adat Tenganan Dauh Tukad, I Wayan Tisna mengungkapkan tradisi Mesabatan Biu atau Perang Pisang ini dilaksanakan pada sasih katiga atau bulan ketiga pada perhitungan kalender saka sebagai rangkaian dari Usaba Katiga.

Baca juga:  Gunung Agung Alami Erupsi Menerus, PVMBG Keluarkan Vona Merah

Sebelum pelaksanaan Mesabatan Biu terlebih dahulu dilaksanakan proses Ngelawang, yakni para pemuda berkeliling desa dengan membawa sok bodag atau tempat menaruh sumbangan dari warga desa.

Setelah itu dilanjutkan dengan proses Ngalang yakni memetik buah pisang dan kelapa oleh para pemuda desa yang nantinya akan dipergunakan sebagai sarana pada tradisi Mesabatan Biu.

Makna dari tradisi ini adalah untuk menguji mental dan ketangguhan calon ketua atau disebut “Saye” dan wakil ketua atau disebut “Penampih” kelompok pemuda di Desa Tenganan Dauh Tukad sebelum dikukuhkan.

Baca juga:  "Karya Mapadudusan Agung dan Tawur Manca Sanak Agung” di Pura Samuan Tiga

Bagi masyarakat Tenganan Dauh Tukad, pemuda yang mengikuti Mesabatan Biu dianggap telah menunjukkan komitmen dan kesiapan mereka untuk berperan dalam menjaga kelangsungan adat tradisi dan budaya desa mereka.

Dalam tradisi perang pisang juga sebagai bentuk bagaimana nantinya calon pemimpin generasi muda Tenganan Dauh Tukad bisa membawa desa mereka untuk lebih maju. (Eka Parananda/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN