NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Ekasari merupakan salah satu desa adat yang berada di Kecamatan Melaya, Jembrana. Desa adat ini berada di wilayah utara dengan mayoritas penduduk dari perkebunan pertanian dan peternakan. Selain kakao dan beberapa tanaman buah lainnya, warga juga mengembangkan ternak babi dan sapi.
Sektor ternak yang dikelola krama ini dilirik desa adat sebagai salah satu penggerak ekonomi lewat Bupda (bhaga utsaha praduwen desa adat). Ternak babi nantinya akan dikembangkan di masing-masing krama sebagai usaha yang nantinya dikelola Bupda.
Bendesa Adat Ekasari, Ketut Muliyana mengatakan dengan mayoritas krama bekerja di pertanian dan peternakan, Bupda akan memberikan support melalui usaha ternak babi yang diharapkan nantinya dapat menggerakkan ekonomi. Ternak babi menjadi pilihan desa adat ini melalui Bupda.
Banyaknya Krama yang berkecimpung di bidang pertanian dan peternakan, selaku bendesa adat dan pengurus membuat sebuah usaha yang bergerak di bidang peternakan. Babi dipilih yang dasarnya hasil pararem dibuat dalam paruman desa adat. Dengan karakteristik krama yang bergerak dalam sektor itu, diharapkan dapat menggerakkan perekonomian krama.
Dikatakan Desa Adat Ekasari berbatasan langsung dengan dengan hutan dan bendungan Palasari. Selain itu, keunikan desa adat ini juga terletak pada kehidupan sosial di wilayah yang heterogen. Dimana desa adat ini juga mencakup wilayah berdekatan dengan banjar Palasari yang mayoritas menganut Katolik. Begitu juga dengan Desa Blimbingsari yang hampir sebagian besar warganya memeluk Kristen.
Sementara itu, desa adat ini juga memiliki 3 kahyangan tiga sehingga ada 9 pura dengan sekitar 800 Kepala Keluarga ngarep ini terbagi di tujuh banjar Adat. Diantaranya banjar adat, Karangsari, Danasari, Anggasari, Sadnyasari, Wanasari, Dukuhsari dan Puniasari. (Surya Dharma/balipost)