Pelaksanaan ritual di Pasraman Jaya Purna Sari yang berlokasi di Lingkungan Desa Adat Banjar Rangkan, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Berbagai wadah disiapkan di desa guna memfasilitasi kegiatan adat dan keagamaan lainnya. Salah satunya adalah pendirian Pasraman Jaya Purna Sari yang berlokasi di Lingkungan Desa Adat Banjar Rangkan, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Di sana bisa dilakukan berbagai kegiatan, mulai dari pendidikan bidang kepemangkuan, upacara Manusa Yadnya seperti mapandes atau matatah, maetehteh, tiga bulanan serta kegiatan lainnya.

Bendesa Adat Banjar Rangkan, I Wayan Kartika mengatakan dari dulu di Griya Gede Jaya Purna Sari memang sering dijadikan sebagai tempat untuk belajar tentang kepemangkuan.

Baca juga:  Desa Adat Panjer Susun Rancangan Pembangunan Lima Tahun 

Selain itu, di griya ini juga sering digelar upacara Manusia Yadnya seperti matatah atau potong gigi, acara tiga bulanan dan kegiatan Manusia Yadnya lainnya.

Sedangkan dalam salah satu acara, sebagaimana disampaikan salah satu prawartaka karya, Ida Bagus Made Purwita, Griya Gede Jaya Purna Sari di Banjar Rangkan, Sukawati sudah dari dahulu memiliki pasraman.

Dan dibenarkan bahwa di sana banyak yang belajar tentang kepemangkuan, namun sayang kurang representatif.

Sejak setahun yang lalu mulai dibangun pasraman di tempat yang baru dengan tempat lebih luas, lebih representatif dengan tempat parkir lebih luas.

Baca juga:  Gelar Festival, Desa Batuagung Bangkitkan Kesenian Desa

Karena pasraman sudah mulai rampung dibangun, dan Rabu (9/7) digelar upacara mlaspas mendem padagingan, macaru Rsi Gana, mlaspas linggih Padmasana serta mlaspas Topeng Dalem Sidakarya yang merupakan aturan (persembahan) dari Anak Agung Ari Dwipayana, Puri Kauhan Ubud dan mlaspas Gong Semarpagulingan.

Bertepatan dengan Purnama Sasih Kasa, Kamis (10/7) digelar upacara mapandes atau matatah atau potong gigi yang diikuti 40 orang krama dari warga Banjar Rangkan dan sekitaran Desa
Ketewel. Selain itu juga digelar upacara maeteh-eteh, tiga bulanan, makakulan, magedong-gedongan yang diikuti 60 orang dari warga Banjar Rangkan dan Desa Ketewel.

Baca juga:  World Beach Games Batal Digelar di Bali, Gubernur Koster Tegaskan 4 Hal Ini

Pada kesempatan yang sama juga digelar piodalan di Padmasana Pesraman yang di-puput dua orang sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Made Telaga dan Ida Pedanda Istri griya Uma Dewi Banjar Rangkan. “Kegiatan Manusia Yadnya secara massal ini bisa lebih efisien baiknwaktu maupun dana,” ucap Ida Bagus
Made Purwita. (Agung Yuliantara/denpost)

BAGIKAN