
Oleh : Agung Udayana SE., M.M., M.H.I.
Era globalisasi dan modernisasi yang masif, menjadi tantangan multidimensi mengganti ancaman konvensional. Pelemahan bangsa dapat terjadi melalui rusaknya tatanan sosial dan generasi mudanya. Menjawab kondisi tersebut, sebuah terobosan strategis dari Presiden Prabowo meluncurkan program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), sinergi sipil – militer untuk menyiapkan pemimpin masa depan, menjadi agen perubahan di seluruh pelosok negeri, khususnya daerah yang membutuhkan sentuhan pembangunan holistik.
SPPI merupakan buah kolaborasi sinergis antara Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan, TNI, dan Badan Gizi Nasional. Program ini dirancang untuk memastikan lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai teori di ruang kuliah, tetapi harus mampu mengaplikasikan ilmu mereka langsung di lapangan, bermanfaat bagi masyarakat, di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kolaborasi dengan TNI menjadi nilai tambah yang sangat signifikan. Tidak hanya membekali peserta dengan pengetahuan teknis, program SPPI menanamkan nilai kedisiplinan, leadership dan nasionalisme. Hal ini menjadi modal penting guna membentuk generasi yang kompeten di bidangnya, sekaligus memiliki integritas tinggi dengan cinta tanah air yang kuat.
Peserta SPPI diberikan pelatihan bela negara (Diksarmil) dan kemampuan manajerial. Pelatihan ini bukan sekadar fisik semata, tetapi merupakan proses pembentukan karakter menyeluruh, mencakup aspek fundamental yakni, rasa tanggungjawab, ketahanan mental, kepemimpinan dalam team work, dan jiwa pengabdian. Peserta dilatih disiplin, mengelola tekanan, dan menyelesaikan tugas penuh dedikasi. Keteguhan menghadapi kesulitan menjadi modal kuat dalam komplesitas dinamika. Melalui simulasi lapangan, peserta belajar proses pengambilan keputusan strategis dan memimpin tim dalam kondisi sulit. Dengan semangat dan kesadaran berkontribusi bagi kemajuan bangsa, ditanamkan nilai-nilai cinta tanah air, sebagai ciri khas program SPPI.
Setelah menyelesaikan Diksarmil, peserta Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) akan ditugaskan ke berbagai daerah, terutama wilayah 3T, untuk menjalankan peran strategis sebagai penggerak pembangunan, memberdayakan masyarakat melalui program ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Mengembangkan inovasi lokal berbasis potensi daerah, menciptakan kemandirian ekonomi, dan menyelaraskan program pembangunan. Keberhasilan SPPI Batch-1, Batch-2 membuktikan program ini bukan sekadar wacana, bahkan menjadi bukti nyata bahwa pendekatan multi disiplin yang dikombinasikan dengan pelatihan karakter militer benar-benar membuahkan hasil.
Pelatihan Diksarmil dan manajerial SPPI Batch-3 tahun ini diselenggarakan di dua lokasi, Rindam IX/Udayana dan SPN Polda Bali, total peserta 1.224 orang, dari provinsi Bali, NTB, dan NTT. Latar belakang pendidikan peserta beragam, diploma (D4), sarjana (S1), magister (S2). Beberapa alumni universitas ternama Bali – Nusra menjadi peserta SPPI Batch-3 diantaranya, Unud (111 peserta), Undhiksa Denpasar (87), Politeknik Kupang (132), Univ. Islam Sumbawa (8 peserta) dan masih banyak lagi.
Yang menarik, disiplin ilmu mereka mencakup berbagai bidang, seperti ekonomi, kesehatan, teknik, dan pertanian. Keragaman ini justru menjadi kekuatan, karena memungkinkan pendekatan pembangunan yang lebih holistik. Para peserta telah melalui proses seleksi ketat, termasuk tes akademik, psikotes, dan kesehatan, sehingga hanya yang terbaiklah yang akhirnya terpilih.
Program SPPI adalah bukti nyata komitmen negara membangun SDM unggul yang siap menjaga kedaulatan dan memajukan Indonesia. Menggabungkan keahlian akademik, pelatihan militer, dan pengabdian masyarakat, SPPI berhasil menciptakan generasi cerdas, tangguh dan berjiwa nasionalis, siap mengabdi di wilayah yang masih tertinggal.
Kita semua memiliki peran dalam menyukseskan program ini. Dengan dukungan kolektif, SPPI tidak hanya akan mencetak pemimpin unggul, tetapi juga mempercepat pembangunan Indonesia yang lebih adil dan merata. Maju terus SPPI, maju terus Indonesia !
Kita perkuat ketahanan nasional melalui pengembangan SDM berkualitas.
Penulis : Kapendam IX/Udayana