
BANGLI, BALIPOST.com – Sebuah video beredar dan menjadi viral di media sosial (medsos) yang memperlihatkan sejumlah oknum remaja melakukan aksi bullying (perundungan) terhadap orang dengan keterbelakangan mental (disabilitas intelektual). Dalam video beredar belasan remaja itu melakukan aksi perundungan terhadap korban. Bahkan ada yang menendang korban, sambil tertawa secara bergiliran.
Peristiwa yang terjadi Senin (24/2), setelah ditelusuri baik korban maupun para pelaku perundungan berasal dari Banjar/Desa Bantang, Kecamatan Kintamani, Bangli. Korban diketahui bernama INY (37) dan para pelaku berjumlah 13 orang.
Kondisi ini pun menjadi atensi pihak kepolisian di Bangli.
“Kami sudah atensi,” jawab Kapolres Bangli, AKBP I Gede Putra saat dikonfirmasi Minggu (2/3).
Namun dalam tindaklanjutnya, Kapolres menjelaskan, sudah dilakukan mediasi di desa bersama aparat desa setempat, diselesaikan secara kekeluargaan.
Hasil koordinasi dengan aparat desa, para pelaku masih di bawah umur, yakni KM (16), KE (16), PA (14), PG (17), PW (13), PJ (15), KJ (14), KA (17), KA (15), WS (15), IGG (14), KA (14) dan AM (13).
Peristiwa itu berlangsung saat kegiatan Bulan Bahasa bertempat Balai Banjar Desa Bantang. Sekira pukul 16.00 WITA kegiatan selesai. Beberapa anak-anak yang masih berada di seputaran balai banjar diminta untuk bersih-bersih dan mengembalikan meja. Karena situasi hujan, anak-anak menghidupkan musik dengan menggunakan sound system, mendengar alunan musik beberapa anak-anak berjoged.
Saat anak-anak asyik berjoged datang korban INY dan ikut bersama berjoged. “Pada saat berjoget inilah terjadi aksi perundungan yang dilakukan 13 anak-anak tersebut,” sebutnya.
Bahkan ada yang merekam ulah mereka lalu mengunggah ke media sosial. Niat unggahan untuk viral justru mendapat kecaman dari netizen. Tak sedikit warga net mengutuk aksi oknum remaja itu. “Perangkat desa sudah memediasi. Mempertemukan semua pelaku didampingi orangtua, termasuk korban yang juga dihadirkan didampingi orangtuanya. Persoalannya sudah selesai dengan kekeluargaan,” pungkasnya. (Antarini/denpost)