Foto arsip - Tim Manggala Agni KLHK bantu menanggulangi dampak banjir di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (26/6/2024). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST. com – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dibekali dengan peta risiko ketahanan dari bencana hidro-meteorologi banjir setidaknya dalam 25 tahun ke depan.

“BNPB terlibat dalam penyusunan peta risiko untuk saat ini yang belum ada populasi, bahkan up coming risk dalam 20-25 tahun ke depan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran daring yang diikuti di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (5/7).

Menurut dia, peta risiko sudah direfleksikan dalam rencana pembangunan infrastruktur yang khususnya seperti pengendalian aliran sungai, pembangunan drainase dan daerah resapan air.

Baca juga:  Masyarakat Antusias Saksikan Kirab Bendera Merah Putih dan Teks Proklamasi ke IKN

BNPB menilai pemanfaatan peta risiko tersebut cukup krusial karena secara topografi IKN merupakan dataran rendah dan dilintasi Sungai Sepaku yang cukup rentan meluap dan menimbulkan banjir saat hujan deras.

Dalam hal ini BNPB juga sudah mengaplikasikan sejumlah upaya pengendalian kerawanan banjir kiriman dari wilayah Penajam Paser Utara yang bersinggungan dengan IKN, bersama dengan pemerintah pusat/daerah dan otoritas terkait dari swasta.

Upaya pengendalian dengan memaksimalkan fungsi resapan air dan normalisasi aliran sungai di Penajam Paser Utara membuahkan hasil yang baik. Ia mencontohkan, terakhir banjir luapan Sungai Sepaku yang melanda Desa Karang Jinawi, Suka Raja, Bukit Raya pada Senin (26/6) bisa cepat teratasi sehingga tidak berdampak ke IKN, dan juga masyarakat desa setempat bisa kembali beraktivitas.

Baca juga:  Penegakan Hukum Tak Hentikan Pembangunan BTS 4G

Bahkan ia menambahkan, BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca beberapa waktu lalu dengan menyemai 16 ton garam untuk mengendalikan hujan di IKN.

“Intinya semua bentuk risiko bencana sudah masuk dalam kajian yang menunjang kelancaran aktivitas percepatan pembangunan di sana kini dan nanti,” ujarnya.

Sebagai informasi pengendalian bencana hidro-meteorologi banjir seiring tingginya potensi hujan di Kalimantan sedang menjadi konsentrasi pemerintah, terlebih pemerintah berencana menggelar upacara hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-79 secara perdana di IKN yang akan dihadiri para tamu dari dalam dan luar negeri pada 17 Agustus 2024.

Baca juga:  2017, Bencana Longsor Makin Banyak di Gianyar

Saat ini proyek lapangan upacara dan Istana Negara yang dibangun secara kerja sama operasional oleh PT PP dan PT Wijaya Karya progres sudah 77,9 persen, atau di atas target sebelumnya 73 persen. Fasilitas yang telah terbangun di antaranya area plaza tamu agung, lapangan upacara, area lobi, dan area kolom 34 pilar.   (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *