SINGARAJA, BALIPOST.com – Kampung Singaraja, merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Buleleng. Kampung yang mayoritas umat muslim ini pun berada di wewidangan Desa Adat Buleleng dan berdekatan dengan wilayah Puri Kanginan.

Di sini, mereka pun hidup berdamping sejak ribuan tahun silam. Bahkan ada salah satu tradisi, yakni megibung dan ngejot yang masih dijaga tiap hari besar keagamaan.

Sejarah keberadaan umat Muslim di Kampung Singaraja, Buleleng ini tak terlepas dari zaman kerajaan Buleleng. Kawasan ini dulunya sebagai pusat kerajaan.

Baca juga:  Kehidupan di Pengungsian Tianyar Tengah, Hindari Jenuh Diajak "Magibung"

Para penglisir di kawasan ini merupakan prajurit Kerajaan Blambangan, Jawa Timur, yang dibawa oleh Raja Buleleng kala itu, I Gusti Anglurah Panji Sakti saat memenangkan ekspansi ke kerajaan itu.

Para prajurit itu kemudian ditempatkan dan tinggal di Kampung Singaraja. Bahkan Raja Buleleng pada waktu itu, menghadiahkan tanah yang saat ini digunakan sebagai Masjid. Masjid itu bernama Nurrahman.

Masjid ini biasa digunakan oleh warga sekitar untuk melakukan shalat. Bahkan untuk melakukan tradisi megibung atau bancakan saat Lebaran tiba.

Baca juga:  Polres Badung Gelar "Megibung"

Hal itu menandakan mereka hidup damai dengan umat Hindu maupun umat lain, sejak beratus tahun lalu. Tak hanya itu, saat hari besar umat Hindu maupun Muslim.

Biasanya, Puri dan umat Muslim di Kampung Singaraja akan saling memberi undangan ataupun ngejot, untuk bersama-sama merayakan hari raya keagamaan.

Tokoh Muslim di Kampung Singaraja, Agus Murjani pada Selasa, 2 April  2024 menjelaskan leluhurnya sudah menjalin hubungan baik, saling delokin, menyama braya antara Nyama Selam sebutan untuk warga Kampung Singaraja dengan Puri. Setiap ada acara selalu minta restu pada Puri, begitupun sebaliknya. (Nyoman Yudha/balipost)

Baca juga:  Dua Hal Ini Sebabkan Pembagian Rastra di Pagayaman Dipertanyakan Warga

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN