MANGUPURA, BALIPOST.com – Kebakaran sejumlah TPA yang terjadi di Bali berdampak pada makin banyaknya sampah yang dibuang ke sungai. Hampir 50 persen sampah lari ke sungai. Demikian disampaikan Pimpinan Sungai Watch, Gerry, belum lama ini.

Ia mengatakan permasalahan sampah tak kunjung selesai. Perilaku masyarakat juga tak berubah. Maka dari itu perlu edukasi masyarakat dengan melibatkan banyak stakeholder.

Saat ini ia tengah menyasar Tukad Ayung dengan muaranya di Batubelig, Canggu. Dampaknya luar biasa dengan volume sampah yang datang dari Sungai Ayung.

Baca juga:  Pasca Hari Raya Nyepi, Volume Sampah Meningkat

Dalam satu tahun ia memprediksi sampah yang terkumpul mencapai 5 sampai 8 ton pada satu titik. Sungai Watch sendiri telah memasang 220 trash barrier dan 120 pegawai yang membersihkan jaring setiap hari di Pulau Bali dan Jawa.

Titit sungai terparah dengan sampah plastik terpadat ada di Denpasar Selatan, Pemogan, Pedungan, Sidakarya. Dalam satu jaring sampah yang terkumpul bisa mencapai 300 kg. Mangrove di Bali selatan juga disebutnya padat plastik.

Baca juga:  Politik, Bantaran Kali dan Pengelolaan Sampah

Menurutnya hal itu terjadi karena penduduknya paling banyak di Denpasar Selatan. Di Desa Pemogan saja ada lebih dari 60.000 penduduk, sementara pengelolaan sampahnya kurang optimal. Selain itu kesadaran masyarakat juga kurang untuk tidak membuang sampah ke sungai ditambah infrastruktur yang  kurang.

Ia berharap dengan pungutan 10 dolar dapat memperbaiki infrastruktur pengelolaan sampah karena dari anggaran beberapa miliar untuk pembangunan TPS Kertalangu,  namun sampai sekarang kapasitas  menyortir dan menerima cuma 10 persen.

Baca juga:  Di Badung, Volume Sampah Kiriman Capai Ribuan Ton

Bali Hotel Association diharapkannya dapat turut berkontribusi menyelesaikan sampah di Bali. Mengingat Bali adalah tempat pariwisata sehingga hotel harus peduli.

Ketua Bali Hotel Association Shaun Dünhofen didampingi Wakil Ketua, Franklyn Kocek mengatakan hotel ingin turut berkontribusi pada Bali lewat pengelolaan sampah. Maka dari itu kolaborasi dengan Sungai Watch lewat pemasangan trash barrier diharapkan dapat mengurangi sampah yang mengalir ke laut. (Citta Maya/balipost)

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *