Tjok Bagus Pemayun. (BP/Win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pantai Kuta belakangan ini terlihat kumuh. Bahkan, Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya meminta agar Pantai Kuta ditata kembali agar memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Terlebih Kuta kembali menjadi sorotan wisatawan mancanengara (wisman). Turis asal Inggris mengaku kecewa melihat Kuta yang macet dan pantai yang tidak bersih karena banyak sampah.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan sampah di Pantai Kuta bukan karena masyarakat atau pengunjung membuang sampah sembarangan di sana. Melainkan sampah tersebut merupakan sampah kiriman yang kerap terjadi setiap awal tahun.

Baca juga:  Sambut HUT ke-8, Kutus Kutus Tamba Waras Gelar Pameran UMKM

“Memang sampah yang dilaut itu kan memang musiman Desember-Januari itu memang puncak-puncaknya, sehingga Pemerintah kabupaten Badung sudah sangat gerak cepat, dalam artian untuk mengantisipasi terkait sampah itu,” ujar Bagus Pemayun, Minggu (28/1).

Dikatakan, petugas kebersihan setempat tekah bekerja sama dengan pedagang di Pantai Kuta agar selalu melakukan bersih-bersih pantai. Sehingga, Pantai Kuta bebas dari sampah. Namun, karena Pantai Kuta mendapat sampah kiriman sehingga terkesan kumuh. Untuk mengatasinya, telah dilakukan gerakan bersih-bersih bersama pada Jumat (26/1). Bahkan, petugas DLHK setempat membersihkan sampah-sampah kayu yang merupakan sampah kiriman yang datang dari luar Bali. Pemda Kabupaten Badung juga sudah melakukan langkah yang baik dalam menangani permasalahan sampah di Pantai Kuta.

Baca juga:  Tahun Ini, Indonesia Belum Bisa Buka Penerbangan Internasional untuk Gaet Wisman

“Tentu kalau yang besar-besar (sampah kiriman,red) memang sudah diantisipasi Pemda Badung dengan menggerakan armada-armada pemda badung. Saya lihat lengkap sekali armadanya,” tandasnya.

Terkait kemacetan yang terjadi di Kuta, dikatakan merupakan imbas dari Bali Selatan yang menjadi sentral pariwisata Bali. Wisatawan lebih memilih pergi ke Badung Selatan, seperti Seminyak dan Canggu dikarenakan lebih banyak akomodasi pariwsata. “Karena memang konsentrasi wisatawan itu di daerah Kuta, Canggu dan Seminyak. Tentu kami berharap kemarin wisatawan yang itu bisa lihat ke tempat lain. Sama ketika kami masuk ke suatu daerah di luar negeri kalau yang pas di sentral-sentral wisata itu kan banyak kemacetan juga, malah lebih panjang,” ujarnya.

Baca juga:  Volume Sampah di Pasar Menurun Selama Covid-19

Tjok Bagus mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah memecahkan tau mengurai masalah kemacetan tersebut dengan dibangunny shortcut di Tibubeneng. “Apalagi di Canggu sudah dibuat shortcut di Tibubeneng sudah selesai itu kan untuk mengurai kemacetan,” pungkasnya. (Winata/Balipost)

 

BAGIKAN