Warga bermain layang-layang dengan latar belakang ombang cukup tinggi dan angin kencang di Pantai Purnama, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (14/5/2023). (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali dilanda angin kencang hingga mencapai 29 knot atau 54 km/jam. Peningkatan kecepatan angin terjadi sejak 20 Januari dan diperkirakan akan berlangsung hingga seminggu ke depan.

Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah menjelaskan bahwa peningkatan kecepatan angin yang terjadi sejak 20 Januari ini merupakan pengaruh dari terbentuknya bibit siklon tropis 99S yang saat ini berada di daratan Australia bagian utara. Bibit siklon Tropis 99S ini membentuk daerah konvergensi angin yang menyebabkan peningkatan kecepatan angin hingga > 25 knot atau 46 km/jam di sekitar wilayah Bali hingga NTT.

Baca juga:  Dari Mayjen (Purn) Putera Astaman Berpulang hingga Jumlah Usaha Mikro di Bali Terima BLT Rp 2,4 Juta

Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, dikatakan kecepatan angin maksimum tercatat mencapai 29 knot atau 54 km/jam pada 20 Januari. “Potensi angin kencang diprediksi masih dapat terjadi hingga seminggu kedepan,” ujar Diana Hikmah, saat dikonfirmasi, Minggu (21/1).

Berdasarkan pengamatan BBMKG Denpasar, angin di perairan selatan Bali diperkirakan bergerak dari arah barat daya-barat.

Kecepatan angin tersebut mendorong potensi ketinggian gelombang laut di perairan selatan Bali diperkirakan hingga 4 meter. BBMKG Denpasar memberikan catatan gelombang maksimum itu dapat mencapai dua kali tinggi gelombang yang diperkirakan tersebut.

Baca juga:  Karena Sejumlah Faktor Ini, Bali dan 3 Aglomerasi akan Naik Level PPKM

Oleh karena itu, BMKG Wilayah III Denpasar meminta agar masyarakat mewaspadai potensi angin kencang yang melanda Bali ini. Terutama bagi masyarakat yang akan berkegiatan di pesisir pantai.

Selain itu, juga diwaspadai tinggi gelombang laut yang mencapai 2 meter atau lebih di perairan selatan dan utara Bali hingga sepekan ke depan. Serta mewaspadai potensi hujan disertai petir/kilat di wilayah Bali bagian tengah dan timur. Sebab, cuaca secara umum di Bali selama periode tersebut diperkirakan berawan namun terdapat potensi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali.

Baca juga:  Ditinggal Sembahyang ke Pura Dalem, Rumah Warga Mundeh Kangin Terbakar

Selain karena adanya konvergensi angin, kondisi cuaca itu juga disebabkan Osilasi Madden Julian (MJO) berada di kuadran empat yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. MJO, berdasarkan data BMKG, merupakan aktivitas di wilayah tropis berupa pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Suhu muka laut di Bali berkisar 29-31 derajat Celcius dan massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 milibar (5.500 meter). (Ketut Winatha/balipost)

BAGIKAN