Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu (3/12/2023) dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II. (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada delapan gunung api yang aktif mengalami erupsi sebanyak 66.197 kali sepanjang tahun 2023. Delapan gunung api itu adalah Semeru, Marapi, Anak Krakatau, Dempo, Dukono, Ibu, Ili Lewotolok, dan Lewotobi Laki-laki. Demikian disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/1).

Berdasarkan data Badan Geologi, total erupsi yang terjadi pada delapan gunung api tersebut sebanyak 66.197 kali erupsi. Gunung api dengan erupsi terbanyak adalah Gunung Semeru mencapai 29.131 kali erupsi, Gunung Ibu 21.100 kali erupsi, Gunung Ili Lewotolok 11.500 kali erupsi, dan Gunung Dukono sebanyak 3.324 kali erupsi.

Baca juga:  Dari 3 TPST di Denpasar Dibangun Jadi Alternatif TPA Suwung, Baru Satu Diuji Coba

Selanjutnya, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami erupsi sebanyak 696 kali, Gunung Marapi 436 kali erupsi, Gunung Dempo dan Gunung Lewotobi Laki-laki yang masing-masing mengalami lima kali erupsi.

Menteri Arifin mengungkapkan, dampak erupsi paling parah yang terjadi sepanjang tahun 2023 berada di Gunung Marapi yang berlokasi di Sumatera Barat.

Letusan yang terjadi pada 3 Desember 2023 lalu itu berdampak terhadap 75 pendaki dengan rincian 40 pendaki selamat dievakuasi, 11 pendaki mengalami luka-luka, dan 24 pendaki meninggal dunia.

Baca juga:  Puluhan Pegawai Terinfeksi COVID-19, Kantor Kemensos "Lockdown"

Saat ini Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sedang berupaya untuk mengoptimalkan dan melakukan modernisasi seluruh sistem pemindahan bencana geologi, termasuk peralatan untuk pengamatan erupsi gunung api.

“Kami juga mengupgrade kemampuan personel-personel yang ada di sana dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk bisa mengantisipasi dan kerja sama apabila hal-hal yang mendesak perlu segera dilaksanakan,” kata Menteri Arifin seperti dilansir dari Kantor Berita Antara. (kmb/balipost)

Baca juga:  Kecewa Sistem PPDB, Orangtua Siswa Kembali Datangi Ombudsman
BAGIKAN