Sejumlah wisatawan berada di Pelabuhan Sanur, Denpasar. Para wisatawan akan menyeberang ke Nusa Penida untuk menikmati liburan mereka. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana belum lama ini mengatakan UNWTO memproyeksi pariwisata tumbuh 5,4 persen dengan jumlah perjalanan 884 juta. Pertumbuhan terkuat akan terjadi di Eropa dan Amerika Utara.

Ia mengatakan di Asia Pasifik agak sedikit tertinggal dengan tumbuh 7,2 persen. Tumbuhnya pariwisata global disebabkan adanya kelonggaran melakukan perjalanan. Meski demikian ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi diantaranya ketegangan geopolitik, perang, ketidakpastian ekonomi, ketakutan akan krisis membayangi orang untuk bepergian.

Ke depan, lanjut Partha, tren pariwisata yang menjadi minat wisatawan adalah green tourism. Kata pria yang akrab disapa Gus Agung ini, tren itu sejalan dengan apa yang dilakukan Bali saat ini. Dengan demikian, akomodasi yang menjadi pilihan adalah akomodasi yang sustainable.

Baca juga:  Dari Warga Sumberklampok Bersitegang dengan Pecalang hingga Kisruh Pembagian Kios di Besakih

“Tren pariwisata ini linier dengan kita karena Bali sangat siap untuk menghadapi green tourism. Jadi hotel tidak perlu persiapan besar mengadopsi green tourism. Oleh karena itu saya mengajak Bali Eco Tourism menjadi partner kita selama dua tahun kemarin. Mudah-mudahan 2024 kita bisa mempraktekkan sustainable development goals (SDG’s) untuk semua hotel di Bali,” ujarnya.

Ia menyebut akan ada award bagi hotel yang melaksanakan SDG’s dengan baik. Sementara untuk menuju green tourism, menurutnya industri pariwisata bisa menggunakan dana yang maksimal seperti pengelolaan sampah dan limbah industri, penyerapan naker, dan kemitraan mereka terhadap petani lokal. “Belum ada investasi besar untuk itu dan 2024 kita sudah mengarah ke sana,” ujarnya.

Baca juga:  Pelabuhan Benoa Buka Pendaftaran Kapal Ikan

Selain itu tren wisatawan ke depan juga akan memilih lokasi lebih dekat dengan asalnya. Hal ini memberi tantangan bagi Bali karena wisatawan Australia yang menjadi penyumbang tertinggi kunjungan akan memilih ke New Zealand. Wisatawan juga akan memilih perjalanan yang eksperimental.

Sementara kantong turis Bali yang lain yaitu China memiliki cara berlibur yang berbeda yaitu dengan studi tour. Pelajar akan berwisata ke beberapa negara, termasuk Bali dengan subsidi dari pemerintah. “Mereka bekerjasama dengan Green School, ISI,” ungkapnya.

Baca juga:  Kasus Kriminal Libatkan Warga NTT Naik, Pendatang Diminta Hargai Kearifan Lokal

Digitalisasi dan teknologi juga memainkan peran dalam industri pariwisata. Tren pasar yang sadar lingkungan menjadi hal yang harus disikapi industri pariwisata di Bali untuk mencapai target kunjungan wisman sebesar 6,5 juta – 7 juta dan 12-15 juta wisman ke Indonesia. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN