Penampilan sekaa baleganjur se-Bali dalam Festival Seni Budaya Kabupaten Badung ke-14 mengundang decak kagum penonton. (BP/Ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Belasan sekaa baleganjur se-Bali berkompetisi dalam Festival Seni Budaya Kabupaten Badung ke-14. Kegiatan serangkaian HUT ke-14 Kota Mangupura yang mengambil tema Abyakta Loka Budaya ini, diselenggarakan di Panggung Terbuka Balai Budaya Giri Nata Mandala, Senin (13/11).

Lomba baleganjur tingkat umum se-Bali tersebut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Badung I Gde Eka Sudarwitha beserta jajarannya.

Mantan Camat Petang ini mengatakan, Festival Seni Budaya telah dilaksanakan dari tanggal 1 November hingga 16 November mendatang. “Adapun sejumlah perlombaan yang memeriahkan festival ini, salah satunya lomba baleganjur. Lomba-lomba ini dilaksanakan dan bekerjasama dengan Listibiya dan Widya Sabha Kabupaten Badung,” jelasnya.

Menurutnya, festival bertujuan untuk memberi tempat kepada para pelaku seni untuk mengembangkan kreativitas di bidang seni dan budaya. Selain itu juga sebagai pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya. “Ini menjadi tonggak dalam mendorong semangat kreatif dan melestarikan budaya lokal. Ini tidak hanya akan mempromosikan keberagaman budaya, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat,” terangnya.

Baca juga:  Kunjungan Wisman Sepi, Pendapatan TNBB Melorot

Koordinator lomba, I Wayan Muliadi mengatakan, lomba baleganjur tingkat umum ini terdiri dari 18 peserta. Lomba ini dibagi menjadi dua sesi, yakni sembilan sekaa baleganjur dipentaskan pada Senin (13/11) dan sisanya akan tampil Selasa (14/11) ini.

“Lomba baleganjur melibatkan para seniman yang ada di seluruh Bali, sehingga para peserta juga diikuti tidak hanya dari kabupaten Badung saja, namun juga dari sanggar, sekaa, ataupun komunitas seni yang ada di seluruh Bali,” ungkapnya.

Baca juga:  Beroperasi Selama Cuti Lebaran, Direksi BNI Kunjungi Kantor Cabang Denpasar 

Peserta yang berkompetisi dalam lomba baleganjur tingkat umum ini diantaranya, Komunitas Seni Jong Gembyong, Sanggar Seni Panji Kinara Loka, Yowana Satwika Dharma, Sanggar Seni Bandrang Mas, Komunitas Seni Taksu Agung, Sekaa Gong Giri Natha Budaya, Sekaa Gong Gandharwa, Sekaa Gong Mertha Kencana, Komunitas Seni Desa Tegal, Sanggar Seni Sabda Murti, Komunitas Seni Jenggala Ghora, Semara Ratih, Sabdha Budaya Sempidi, Sekaa Gong Yowana Swara Dharma Pertiwi, Sanggar Seni Jayaswara, Karang Taruna Yowana Saka Mandala, Wayah Penarungan, dan ST. Canthi Werdi.

Baca juga:  Sebuah Kios di Pasar Desa Pejeng Terbakar

Lomba baleganjur tingkat umum kali ini, kata Wayan Muliadi menerapkan kriteria khusus, seperti tidak mengizinkan para peserta untuk menggunakan properti tambahan, yakni keris dan kipas. Kriteria khusus ini bertujuan untuk mendorong kreativitas dan fokus pada elemen musik dalam penampilan.

“Jadi benar-benar baleganjur yang kami inginkan di sini adalah murni permainan baleganjur tanpa properti sehingga pengkaryaan benar-benar karya yang musikalitas yang mengutamakan tentang musiknya, walaupun dalam penggarapannya ada cerita atau ide gagasan yang membingkainya,” terangnya seraya menambahkan dengan melibatkan seniman dari seluruh Bali, lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi tetapi juga platform unik untuk mempromosikan keberagaman seni dan budaya. (Adv/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *