Peter Ryan, peneliti bakteri Wolbachia dari Monash University menunjukkan jentik nyamuk dengan bakteri Wolbachia. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana penyebaran nyamuk Wolbachia di Kota Denpasar akhirnya ditunda hingga batas waktu yang tak ditentukan. Padahal, rencananya penyebaran Wolbachia dilakukan akhir tahun ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda, dikonfirmasi Senin (13/11), mengakui pembatalan penyebaran nyamuk ini. “Batal (hari ini, red). Dan ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” katanya.

Baca juga:  Jokowi Minta Perkara Tewasnya Brigadir Jangan Sampai Rusak Citra Polri

Pihaknya juga menerima surat dari Save the Children jika untuk sementara acara itu ditunda. Sebelumnya, Pemkot Denpasar bekerjasama dengan World Manguito Program (WMP) dari Australia untuk pengembangan bakteri Wolbachia.

Dengan menginfeksi nyamuk penyebab DBD dengan bakteri ini, akan bisa menekan kasus. “Jangka waktu untuk melihat perkembangan nyamuk Wolbachia ini 5 tahun. Di Klaten, Yogyakarta selama 5 tahun bisa menekan DBD hingga 77 persen,” kata Dharmayuda.

Baca juga:  Ditepis, Anggapan Gubernur Tak Tegas Biarkan Pintu Masuk Bali Masih Terbuka di Tengah Pandemi COVID-19

Untuk di Kota Denpasar rencananya akan dimulai pada November 2023 ini. Diharapkan di 2024 bisa menekan kasus 20 persen. Selanjutnya, tahun berikutnya menekan kasus 50 persen, dan hingga 75 sampai 80 persen.

Sementara itu, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan jika penebaran Wolbachia tersebut merupakan kerjasama dengan pihak ketiga. Kegunaan nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ini adalah untuk menangani maupun menekan kasus Demam Berdarah Dengue.

Baca juga:  Berhasil Lobi Pusat, Gubernur Koster Amankan Ratusan Ribu Dosis Vaksin

Pihaknya mengaku jika selanjutnya akan menunggu rekomendasi Kementerian Kesehatan RI.“Kami belum menerapkannya sebelum benar-benar mendapat rekomendasi dari Kemenkes. Nanti akan dilakukan apabila ada rekomendasi dan dilakukan oleh Kemenkes,” katanya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN