Polres Tabanan mengumpulkan seluruh Perbekel se- kabupaten Tabanan, dan melakukan penandatanganan kesepakatan bersama menciptakan Pemilu 2024 berjalan secara lancar dan kondusif. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Polres Tabanan mengumpulkan seluruh Perbekel se- kabupaten Tabanan, dan melakukan penandatanganan kesepakatan bersama menciptakan Pemilu 2024 berjalan secara lancar dan kondusif. Pertemuan tersebut dilangsungkan di Wantilan Bedha, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kamis (20/7).

Acara ini dihadiri pula oleh penjabat kepolisian, para babinsa dan perwakilan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu setempat.

Kapolres Tabanan, AKBP Leo Dedy Defretes menyampaikan pentingnya menjaga situasi keamanan dan ketertiban selama masa Pemilu 2024. Apalagi tiga hari lagi atau tepatnya Minggu (23/7) juga digelar pemilihan Perbekel di 14 desa di tujuh kecamatan.

Baca juga:  Tim Hukum Ganjar-Mahfud akan Gugat Hasil Pemilu di MK

Ia menyoroti peran strategis para perbekel sebagai pemimpin di tingkat desa untuk menciptakan suasana kondusif selama proses pemilihan. “Kami harus bersatu demi mewujudkan Pilkel dan Pemilu 2024 yang aman, tertib, dan jujur. Peran serta seluruh Perbekel sangat krusial dalam menjamin kesejahteraan masyarakat dan stabilitas wilayah,” ujar AKBP Leo.

Para Perbekel melalui Ketua Forum Perbekel I Gede Komang Restan Wisnawa yang hadir merespons antusias ajakan dari Kapolres. Ia menyatakan komitmen mereka untuk bekerja sama dengan Polres Tabanan dalam menjaga situasi kamtibmas selama proses Pemilu.

Baca juga:  Polres Tabanan Gelar SCKC "Weekend"

Selain itu, Ketua KPU Tabanan, Putu Weda Subawa juga memberikan pemahaman kepada para Perbekel tentang tahapan Pemilu dan pentingnya partisipasi aktif dari seluruh warga masyarakat. Partisipasi yang tinggi dari masyarakat diharapkan dapat memperkuat demokrasi dan mewujudkan representasi yang sesuai dengan aspirasi rakyat.

Kapolres Tabanan juga menekankan bahwa Polres siap melakukan pengamanan dengan ketat selama proses Pemilu untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan yang dapat mengganggu kelancaran pemilihan. Termasuk dari kepolisian juga sudah melakukan pemetaan daerah potensi rawan gangguan.

Baca juga:  Kasus Sabu, WN Australia Dituntut Ringan

Setidaknya ada tiga titik wilayah berpotensi konflik, yang harus menjadi atensi agar eskalasi tidak meningkat menjadi ambang gangguan ataupun sampai gangguan nyata. Ada tiga titik, di antaranya Kediri dan Selemadeg Timur.

Mengoptimalkan pengamanan keberadaan polisi banjar yang dideklarasikan sebelumnya juga akan dilibatkan bukan hanya saat pengamanan saja, tetapi pada kegiatan aktivitas masyarakat sehari-hari. Mereka diharapkan aktif di banjar mendengar dan menangkap permasalahan untuk dicarikan solusinya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN