Sosialisasi terkait penyakit menular dan pentingnya kader mitra kesehatan di desa/kelurahan. Salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian di Jembrana adalah TBC. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Kasus penyakit menular TBC (tuberculosis) di Jembrana mengalami trend peningkatan. Hal itu berdasarkan jumlah kasus positif TBC dari tahun 2021 hingga tahun ini.

“TBC dapat disembuhkan dengan deteksi awal terduga dan pengobatan yang konsisten. Perlunya peran aktif masyarakat untuk pencegahan meluasnya penyakit menular ini melalui pengetahuan deteksi awal gejala TBC,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana, dr. I Gede Ambara Putra, saat sosialisasi tim pendamping mitra kesehatan melibatkan TP PKK Kecamatan Jembrana di Kelurahan Pendem, Jembrana, Selasa (20/6).

Ambara mengatakan, deteksi dini terduga TBC harus ditemukan sebanyak mungkin. Berdasarkan data selama dua tahun terakhir terjadi peningkatan, TBC masih banyak bergentayangan di masyarakat. “TBC ini menjadi perhatian pemerintah, Indonesia peringkat II di dunia TBC. Semakin banyak terduga, jumlah positif banyak,” kata Ambara Putra.

Baca juga:  Peningkatan Kasus Omicron Berpotensi Pengaruhi Kinerja Ekonomi Kuartal I 2022

Penularan yang mudah melalui droplet atau percikan dahak dari mulut, diperlukan pengawasan dan pendampingan pengobatan. “Buktinya baru setahun lebih kami di Dinas Kesehatan, dari sebelumnya angka capaian terduga 35 persen dari estimasi pusat, naik di tahun 2022 menjadi 103 persen. Tahun 2021 lalu, didapatkan terduga 1000-an orang dengan positif 149 orang. Tahun 2022, mencapai 2200 orang terduga TBC dan positif 250 orang,” ujarnya.

Bila jumlah terduga tidak terkejar, dikhawatirkan akan menular lebih luas. Disinilah pentingnya peran masyarakat, melalui kader-kader mitra kesehatan diperlukan untuk melakukan deteksi dini. Kader perempuan PKK di Desa memiliki andil untuk memberikan edukasi dan pencegahan ini ke masyarakat.

Baca juga:  Penutupan Tiga Pasar Hewan Diperpanjang

TBC menurutnya bisa sembuh 99 persen bila tidak terjangkit penyakit lain. “Ini juga berkaitan dengan imun dan gizi yang baik. Semakin sehat pertahanan tubuh, kita tidak tertular,” tambahnya.
Tahun ini, diperkirakan juga masih terjadi peningkatan jumlah positif TBC. Hingga Juni ini, sudah ditemukan 139 orang TBC. Pengobatan yang dilakukan secara konsisten selama enam bulan perlu pendampingan aktif. Dan pengawasan juga perlu dalam satu keluarga serumah, bila salah satunya terjangkit TBC.

Wakil Ketua TP PKK Kecamatan Jembrana, Adi Oktariana, mengatakan, tugas mitra kesehatan selain menginformasikan dinas terkait warga suspect penyakit menular, juga melakukan pemantauan serta pendampingan pengobatan. Sebab, pengobatan harus secara konsisten selama enam bulan dan edukasi bahwa pengobatan gratis melalui program pemerintah.

Baca juga:  Pengerjaan Proyek Apron Ngurah Rai Perlu Dipercepat

“Perempuan dalam PKK juga memiliki peran fasilitator untuk aktif dan menciptakan kader mitra kesehatan. Membantu menginformasikan deteksi dini penyakit menular di masyarakat,” terang Oktariana yang akrab disapa Ana Riana ini.

Bukan saja terkait TBC, namun juga penyakit lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), rabies dan lain-lain. Disamping juga aktif sosialisasi program pemerintah serta mengajak masyarakat ikut aktif menyukseskan program tersebut salah satunya mitra kesehatan hingga di tingkat desa. (Surya Dharma/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *