I Gede Yudhi Martahadi. (BP/Istimewa)

Oleh I Gede Yudhi Martahadi

Sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan yang semakin meningkat di seluruh dunia. Plastik tidak mudah terurai dan dapat menumpuk di lautan, danau, sungai, hutan, dan lingkungan sekitar kita. Hal ini mengancam ekosistem dan keberlangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Oleh karena itu, perlunya kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. Sampah plastik terutama berasal dari penggunaan kantong plastik sekali pakai, botol minum, sedotan, dan wadah makanan. Banyak dari sampah ini akhirnya tidak terurus dengan baik dan akhirnya mencemari lingkungan.

Selain itu, proses produksi plastik juga memerlukan bahan bakar fosil dan memperburuk perubahan iklim global. Untuk mengatasi masalah ini, banyak negara mulai mengambil tindakan untuk mengurangi penggunaan plastik. Beberapa negara bahkan sudah melarang penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong plastik dan sedotan. Indonesia juga memperkenalkan kebijakan pengurangan sampah plastik melalui program Gerakan Indonesia Bersih yang mengajak masyarakat untuk memilah sampah dan mengurangi penggunaan plastik.

Masalah sampah plastik semakin menjadi perhatian di seluruh dunia karena dampaknya yang merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Bali sebagai destinasi wisata terkenal di Indonesia tidak luput dari masalah sampah plastik. Pada saat ini, kesadaran masyarakat Bali tentang pentingnya pengurangan sampah plastik masih perlu ditingkatkan.

Data sampah plastik di Bali menunjukkan bahwa masalah sampah plastik di Bali cukup serius dan membutuhkan tindakan nyata untuk mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa data tentang sampah plastik di Bali: (1),Sekitar 3.000 ton sampah diproduksi setiap hari di Bali dan sekitar 20% atau 600 ton adalah sampah plastik. (2). Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Udayana, sekitar 5.000 ton sampah plastik dihasilkan setiap bulan di Bali. (3). Sebagian besar sampah plastik di Bali berasal dari konsumsi sehari-hari. (4). Diperkirakan, hanya sekitar 60% sampah plastik di Bali yang berhasil terkumpul dan diolah dengan baik. (5). Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Bali, pada tahun 2020, ada sekitar 200 ton sampah plastik yang berhasil dihasilkan dari kegiatan operasi pantai di Bali. (6). Sampah plastik di Bali menjadi masalah yang cukup serius karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak keindahan alam Bali yang menjadi daya tarik wisata. (7). Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali juga berkontribusi pada peningkatan produksi sampah plastik di Bali.

Baca juga:  Rasa Aman Palsu

Data di atas menunjukkan betapa seriusnya masalah sampah plastik di Bali. Oleh karena itu, diperlukan upaya nyata dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Di Bali, peraturan tentang pengurangan sampah plastik mulai diberlakukan sejak tahun 2019. Pemerintah Bali bersama-sama dengan masyarakat dan pihak swasta berkomitmen untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan menggantinya dengan kantong belanja yang dapat digunakan kembali. Peraturan tentang pengurangan sampah plastik di Bali terdapat dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pengendalian Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai. Peraturan ini menetapkan bahwa penggunaan kantong plastik sekali pakai dilarang di seluruh wilayah Bali, baik itu di supermarket, minimarket, pasar, warung, toko, atau tempat lainnya yang menyediakan kantong plastik.

Baca juga:  Pamedek Terus Diajak Jaga Kebersihan Kawasan Suci Besakih dari Sampah Plastik

Selain itu, peraturan ini juga menetapkan sanksi bagi pelanggar. Sanksi yang diberikan berupa teguran lisan, teguran tertulis, pencabutan izin usaha, dan denda. Sanksi yang diberikan tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh pihak usaha atau individu. Di Bali, upaya pengurangan sampah plastik juga didukung oleh program Bali Goes Green yang diluncurkan oleh Pemerintah Bali pada tahun 2019. Program ini mengajak masyarakat untuk memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, dan melakukan tindakan ramah lingkungan lainnya. Dalam program ini, pemerintah Bali bekerja sama dengan sektor swasta untuk memperkenalkan alternatif kantong belanja dan botol minum yang ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah Bali juga telah memperkenalkan program Bali Clean and Green yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Bali. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, seperti mengurangi penggunaan kantong plastik dan memilah sampah.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Bali tentang pentingnya pengurangan sampah plastik adalah dengan mengadakan kampanye penyuluhan tentang dampak sampah plastik. Kampanye ini dapat dilakukan melalui media sosial, brosur, spanduk, dan poster yang ditempatkan di tempat-tempat strategis seperti pusat perbelanjaan, pasar tradisional, dan kantor pemerintah. Kampanye ini dapat memberikan informasi tentang dampak sampah plastik dan memberikan solusi untuk mengurangi penggunaan plastik. Selain itu, pemerintah Bali juga dapat memberikan insentif bagi masyarakat Bali yang berhasil mengurangi penggunaan sampah plastik. Insentif dapat berupa hadiah atau penghargaan yang diberikan kepada masyarakat yang telah berhasil mengurangi penggunaan sampah plastik. Pemerintah juga dapat memberikan penghargaan kepada perusahaan yang telah melakukan upaya pengurangan sampah plastik, seperti dengan memperkenalkan produk ramah lingkungan atau menggunakan bahan-bahan alternatif yang tidak merusak lingkungan.

Baca juga:  Laut Karangasem Tercemar Sampah Plastik

Masyarakat Bali juga dapat melakukan upaya pengurangan sampah plastik dengan mengurangi penggunaan kantong plastik dan beralih ke kantong belanja yang dapat digunakan kembali. Selain itu, masyarakat juga dapat menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai. Dalam jangka panjang, pengurangan sampah plastik di Bali dapat dilakukan melalui penegasan kebijakan yang mengatur tentang penggunaan plastik. Kebijakan ini dapat berupa pembatasan atau pelarangan penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan dan kantong plastik di tempat-tempat umum. Selain itu, pemerintah juga dapat memperkenalkan sistem daur ulang yang efektif untuk mengurangi sampah plastik yang tidak terurai di alam.

Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat Bali tentang pentingnya pengurangan sampah plastik, diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan di Bali dan menjaga kelestarian lingkungan Bali yang indah. Oleh karena itu, setiap individu harus berperan aktif dalam upaya pengurangan sampah plastik dan menjaga kelestarian lingkungan Bali yang kita cintai.

Penulis, Mahasiswa Prodi S-2 Ilmu Manajemen Undiksha

BAGIKAN