Kondisi salah satu ruang kelas yang belum berisi plafon dan kaca pada bagian jendela di SMKN 3 Bangli. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Sudah 8 tahun atau sejak 2015, tiga ruangan di SMKN 3 Bangli selesai dibangun. Namun, ketiganya hingga kini belum difinishing.

Bahkan, jendela di dua ruangan belum berisi kaca. Agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar, pihak sekolah terpaksa menutup jendela dengan spanduk.

Kepala SMKN 3 Bangli, Suwedana, Selasa (7/2) mengatakan dari tiga ruang kelas yang belum finishing itu, dua diantaranya saat ini dimanfaatkan untuk ruang belajar siswa kelas X jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) dan Kelas X jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Sementara satu ruang kelas lainnya dimanfaatkan sebagai ruang pertemuan.

Baca juga:  Rehab Belasan Sekolah, Disdikpora Jembrana Usulkan Anggaran Puluhan Miliar

Jelas Suwedana, ketiga ruangan tersebut saat ini belum berisi plafon. Bagian temboknya juga belum diplester aci.

Hanya ruang kelas X TKJ yang jendelanya sudah dilengkapi kaca. Sementara ruang kelas X TBSM dan ruang pertemuan, sebagian jendelanya ditutup dengan spanduk terpal dari luar. Sebagian lainnya ditutup gorden.

Pria yang baru setahun menjabat kasek di sekolah tersebut mengaku, pihaknya sudah mengusulkan kegiatan finishing untuk ketiga ruangan tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Usulan disampaikan Desember 2022 lalu.

Baca juga:  Warga Negara Ini Disebut Paling Banyak Berulah di Bali

Pihak Dinas Pendidikan melalui Kabid SMK dan Sarpras pun sudah menindaklanjuti usulannya dengan turun langsung meninjau kondisi ruangan yang ada. Hanya saja sejauh ini belum ada kepastian kapan usulannya direalisasikan. “Mudah-mudahan bisa dibantu tahun ini,” katanya.

Sebelum mengusulkan ke Disdik Provinsi Bali, Suwedana mengaku pihaknya sempat berencana memfinishing tiga ruangan tersebut dengan memanfaatkan dana sumbangan dari orang tua siswa. Hanya saja rencana itu tidak bisa direalisasikan. Sebab kondisi pembayaran sumbangan yang tidak rutin.

Baca juga:  Dari CCTV Dibawa Forensik, Jaksa Akui Ini hingga Korban Jiwa COVID-19 di Bali Bertambah Lagi

Selain mengusulkan finishing untuk ketiga ruangan tersebut, sekolah yang berlokasi di Desa Tamanbali itu juga mengusulkan perbaikan bangunan ruang kelas lainnya. Suwedana mengatakan gedung sekolahnya banyak mengalami kerusakan terutama pada bagian plafon.

Bahkan ada satu kelas yang plafonnya sudah jebol hingga terpaksa dikosongkan. Untuk menyervis seluruh bangunan di bantaran sekolahnya, dana yang dibutuhkan sekitar Rp 700 juta. “Kalau untuk finishing tiga ruang kelas itu butuh sekitar Rp 200 juta,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN