Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI, Jenderal TNI Muhammad Andika Perkasa memeriksa alat dan kelengkapan pasukan saat apel gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 di Lapangan Puputan Margerana, Denpasar, Senin (7/11). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – TNI dan Polri mengerahkan kekuatannya untuk mengamankan puncak KTT G20 di Bali. Hasil penyelidikan intelijen, ancaman siber terjadi. Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa saat menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Puri Agung 2022 dalam rangka pengamanan KTT G20 yang digelar Polri, Senin (7/11).

“Sejauh ini selain (ancaman) siber, belum ada yang siginifikan. Siber harus diakui memang ada,” tegas Jenderal Andika Perkasa.

Namun Jenderal Andika Perkasa tidak mau menjelaskan lebih detail terkait ancaman siber tersebut. “Yang jelas kami bersama BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), BIN dan Polri sudah berkali-kalin mencoba melakukan simulasi. Kebetulan ada gangguan riil atau kebenaran. Itu justru membuat kami lebih matang sebenarnya. Serangan-serangan itu justru membuat pihaknya lebih matang dan siap. Terus terang saja,” ujarnya.

Baca juga:  Diduga Korupsi, Ketua LPD Desa Pakraman Gerokgak Diadili

Namun Panglima TNI tetap mengimbau masyarakat Indonesia untuk membantu, seandainya ada yang punya skill atau kemampuan dan melihat adanya percobaan gangguan terhadap jaringan siber. Di samping itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini, penerbangan komersil tidak dihentikan, hanya dikurangi sedikit.

Selain itu TNI mengerahkan 13 KRI menjaga Bali. Pada Senin (7/11) pukul 16.00 WITA, 13 KRI tersebut akan parkir atau lego jangkar di depan Hotel The Apurva Kempinski Bali di Kuta Selatan. Jika parkir di Pelabuhan Benoa, menurut Andika Perkasa tidak kelihatan.

“Terkait kedatangan kepala negara, kami belum tahu. Menteri Luar Negeri sudah mengumumkan. Tapi untuk Rusia, secret service-nya sudah berkomunikasi dengan kami. Mengakomodir sejauh mungkin. Harapan kita, tim mereka merasa aman karena apa yang dibutuhkan disiapkan. Baik yang konfirmasi (hadir) atau belum, kami ingin yang mereka hadir di sini senyaman dan seaman mungkin. Kita harapkan G20 berlangsung sukses,” kata Andika Perkasa.

Baca juga:  Ini, Skema Penyediaan Vaksin COVID-19 di Indonesia

Untuk jumlah personel yang dilibatkan dalam pengamanan G20 sekitar 18 ribu, termasuk ada unsur Polri dan yang lainnya. Untuk Polri 265 personel masuk bagian pengamanan VVIP. Menurut pengamanan G20 ada 12 satgas, salah satunya Satgas Pengamanan VVIP.
“Kami berusaha mengintegrasikan. Jadi kepentingan saya diundang Bapak Kapolri sebetulnya diluar dari 265 personel Polri itu. Ternyata Bapak Kapolri memiliki banyak aset yang bissy diintegrasikan, misalnya ada kendaraan-kendaraan dan tim penjinak bahan peledak. Ada kendaraan proteksi lapis baja sangat berguna apabila dari Tim VVIP membutuhkan kendaraan lapis baja untuk evakuasi. Kami sendiri punya kendaraan lapis baja, sehingga ada tambahan bila diperlukan,” ungkapnya.

Baca juga:  Disambar Petir, Dua Tewas di Buleleng

Terkait potensi ancaman tersebut, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, pihaknya melakukan deteksi lebih awal, mulai saat masuk lewat bandara atau pelabuhan. Pihaknya telah menyiapkan personel-personel khusus dilengkapi CCTV dengan kemampuan face recognition bisa monitor terkait data orang-orang yang perlu mendapat pengawasan khusus, baik dari luar dan dalam negeri.

“Kami sudah klasifikasi target tersebut masuk kelompok ancaman apa? Mulai masalah berpotensi unjuk rasa sampai dengan melakukan serangan bersifat teroris. Sudah lakukan deteksi. Tim khusus kita yaitu Densus dan Jibom telah dipersiapkan bila ancaman tersebut betul-betul ada,” ujarnya.

Ini semua jadi satu kesatuan yang akan disinergikan dan koordinasi dengan Panglima TNI. Jangan sampai gangguan di ring 3 akan berdampak pada kegiatan ring 2 dan ring 1. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN