Sampah kiriman di kawasan Pantai Kuta, mulai dibersihkan, Rabu (26/10/2022). (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejumlah aktivitas dihentikan sementara selama perhelatan G20. Seperti halnya sampah kiriman yang membanjiri sepanjang pantai di Kabupaten Badung akan dihentikan sementara pelaksanaan KTT G20.

Kebijakan tersebut, sesuai dengan SE Gubernur Bali nomor 35425/SEKRET/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Presidensi G20. Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3, DLHK Badung, Anak Agung Gede Agung Dalem, saat dikonfirmasi Senin (31/10) mengatakan, penanganan sampah kiriman di tahun 2022 umumnya masih sama dengan sebelumnya. Bahkan ia menilai kegiatan tersebut adalah rutinitas yang dilakukan selama musim angin barat.

Baca juga:  Saatnya Bangun Solidaritas Warga, Bantu Sesama Hadapi Kesulitan Ekonomi

Untuk penanganan, tahun ini sampah akan diangkut dan diolah di TPST Samtaku Jimbaran. “Sampah ini akan diolah menjadi karbon aktif di TPST Samtaku, tetapi sebelum diangkut sampah akan ditempatkan sementara di STO (Stop Over),” ujarnya.

Menurutnya, dalam penganganan sampah kiriman, akan diupayakan untuk mengosongkan STO. Lantaran nantinya saat KTT G20 di pertengahan November aktivitas pengangkutan sampah akan terhenti.

Pasalnya dalam SE Gubernur Bali 35425/SEKRET/2022 aktivitas di Badung Selatan akan dibatasi. “Kami timbun (sampah -red) sementara di STO, karena pengangkutan sampah itu masuk ke jalur G20,” ungkapnya.

Baca juga:  Jelang Galungan, Badung Atensi Harga Daging Babi dan Sembako

Dijelaskan, pembersihan pantai dari sampah kiriman, Agung Dalem menerangkan, setiap harinya petugas kebersihan akan menyebar ke seluruh pantai, mulai dari Kuta hingga Cemagi. Bahkan telah menyiapkan 300 orang petugas kebersihan, empat loader, satu ekskavator, dan 40 truk.

Selain itu pihaknya juga menyebutkan telah dilakukan pengadaan satu alat pencacah kayu. Rencananya alat tersebut akan diserahterimakan di 20 Desember 2022.
“Ada juga alat pencacah kayu CSR dari BPD Bali, tapi itu Dinas PUPR yang mengurus CSR itu. Jadi kami akan koordinasi untuk penggunaan alat itu,” ucapnya.

Baca juga:  Tiga Prajurit TNI Terima Tanda Kehormatan dari Presiden

Namun demikian, puncak datangnya sampah kiriman diprediksi mengalami kemajuan. Sebab, sampah kiriman di tahun ini datang lebih awal, yakni di bulan Oktober jika dibandingkan dari sebelumnya. “Puncak sampah kalau dari histori yang kita catat itu puncakya di Januari, Desember biasanya di pertengahan sudah mulai banyak. Kalau di tahun ini karena sampah kiriman maju kemungkinan puncaknya juga maju ke Januari 2022 awal,” sebutnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN