Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Gde Sugianyar Dwi Putra (tengah), bersama Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah, Rai Sugito (kiri). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali sebagai daerah wisata, sangat berpotensi terhadap masuknya jaringan narkotika yang melibatkan sindikat atau jaringan internasional. Oleh karena itu, kerja sama stakeholder terkait, termasuk dari pihak Imigrasi, sangat dibutuhkan untuk membantu penanganan narkotika bersama pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Gde Sugianyar Dwi Putra, saat ini Bali memang menjadi market peredaran narkoba. Hal ini tak lepas dari keberadaan orang asing yang ada di Indonesia.

Bahkan banyak dari mereka yang menjadi pelaku tindak kriminal jaringan. Lebih lanjut kata dia, meningkatnya kunjungan wisata saat ini, tentu membutuhkan pengawasan ekstra.

Baca juga:  Tingkatkan Minat Kunjungan Wisman, Manparekraf Kerja Sama Dengan Agen Perjalanan Australia

Pihak imigrasi yang dalam mengawasi keberadaan orang asing ini, tentu tidak bisa bekerja sendirian. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama antar stakeholder terkait.

Sugianyar mengapresiasi apa yang telah dilakukan pihak Imigrasi Ngurah Rai, pasalnya, dalam pengawasan orang asing, pihak Imigrasi Ngurah Rai, selalu melibatkan kearifan lokal, yakni dengan melibatkan banjar dan desa adat. “Ini sangat tepat, dan manfaatnya sangat dirasakan, karena perangkat terbawah inilah nantinya yang dapat melakukan pengawasan, seperti apa mereka berkegiatan terutama mereka-mereka yang dicurigai sebagai jaringan,” katanya di sela pemberian penghargaan kepada pihak Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Selasa (27/9), atas peran serta dalam memerangi peredaran narkoba di Bali.

Baca juga:  Warga Mengwi Terpapar Covid-19 Bertambah

Ke depan menurutnya tugas akan semakin berat. Apalagi event KTT G20 sudah di depan mata, yang puncaknya pada November.

Untuk itu, saat ini di Bandara Ngurah Rai, BNN juga mempunyai pos integritas. Bahkan personel yang bertugas di sana akan kembali ditambah, sehingga bisa bersinergi dengan stakeholder terkait, baik itu pihak Imigrasi, bea cukai, Angkasa Pura I, maupun pihak terkait lainnya.

Pengawasan masuknya narkoba ini, kata dia, harus dilakukan dari sisi supply. Karena pada dasarnya upaya pencegahan dari sisi supply ini, penting dilakukan supaya barang narkotika itu tidak terlanjur beredar di masyarakat. “Kalau sudah beredar di masyarakat, tentu risikonya sangat besar. Karena narkotika bisa masuk ke desa-desa. Untuk itu, peran dari stakeholder terkait sangat diperlukan untuk melakukan deteksi masuknya narkotika,” ucapnya.

Baca juga:  Banyak Objek Wisata di Tabanan Belum Digarap Maksimal

Sementara itu Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah, Rai Sugito, menyampaikan wujud nyata sinergi antara Kantor Imigrasi dengan BNN, telah berjalan dengan baik. Ini, kata dia, sebagai wujud bahwa satu kesatuan aparat penegak hukum ini, komit untuk bersama sama menanggulangi narkotika di Bali. “Kami dari Imigrasi Ngurah Rai, siap mendukung BNN, baik segala tindakan dan informasi yang dibutuhkan, dalam memerangi narkoba di Bali,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *