Sejumlah mahasiswa menggelar demo menolak kenaikan harga BBM di gedung DPRD Buleleng Jalan Veteran, Singaraja, Jumat (9/9). (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pimpinan Cabang (PC) Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Buleleng melaksanakan demo ke gedung DPRD Buleleng, Jumat (9/9). Salah satu tuntutan mereka adalah, menolak kenaikan harga BBM karena dinilai memicu kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat kecil.

Demo digelar sekitar pukul 13.00 WITA. Dengan membawa spanduk, mereka bergantian melakukan orasi di lobi Gedung DPRD Buleleng.

Selain menyuarakan aspirasi, mahasiswa juga membacakan surat pernyataan yang berisikan sejumlah tuntutan, diantaranya menolak kenaikan harga BBM. Berantas praktek mafia migas dan pertambangan di Tanah Air.

Menolak kenaikan tarif dasar listrik. Penundaan program strategis nasional yang tidak memihak rakyat. Pembubaran lembaga negara yang tidak berfungsi optimal dan membebani APBN, dan mendukung realokasi APBN untuk mendukung program subsidi minyak.

Baca juga:  Masih Ingin Bangun Bandara di "Off Shore" Kubutambahan, BIBU Beber Keuntungannya

Setelah melaksankaan orasinya, mereka diizinkan masuk ke dalam gedung dan diterima Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna.

Koordinator demo, Wahyu Candra Kurniawan mengatakan, kenaikan harga BBM ini terjadi karena pemeirntah tidak bisa melawan praktek mafia migas. Karena praktek itu menyebabkan ketersedian bahan baku minyak menjadi langka dan harganya juga mahal. “Ya kami mencermati karena praktek para mafia ini menyebabkan bahan bakar minyak semakin langka dan mahal di pasaran,” katanya.

Baca juga:  Dihadang 3 Orang, Sepeda Motor dan Dompet Mahasiswi Dirampas

Menurut Wahyu, sebagai mahasiswa yang masih mengantungkan kebutuhan dari orangtua mereka di rumah, maka dampak kenaikan BBM ini juga sangat dirasakan mahasiswa. Sebab mahalnya BBM, menyulitkan perekonomian para orangtua, sehingga kesulitan memenuhi biaya kuliah.

Dampak lainnya adalah, selama menuntut ilmu di kampus, kebutuhan sehari-hari juga terdampak akibat kenaikan BBM. Salah satunya jasa transportasi semakin mahal dan kebutuhan lain juga ikut naik.

Atas kenyataan ini, pihaknya meminta agar DPRD Buleleng memperjuangkan aspirasi mahasiswa dan menolak kenaikan BBM yang terbukti menimbulkan multiplayer efek yang luas. “Dampaknya sangat luas termasuk kami yang harus menuntut ilmu terdampak. Bagaimana perekonomian terdampak oleh pandemi Covid-19 dan sekarang kenaikan BBM, jadi pemenuhan biaya kami kulaih ini semakin sulit dan biaya hidup saat kuliah ini juga akan naik karena kebijakan pemeirntah ini,” jelasnya.

Baca juga:  Mantan Kadisdik Bali, Ngurah Oka Berpulang

Sementara itu, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengepresiasi kinerja para mahasiswa yang kritis terhadap keputusan kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Dewan Buleleng sebagai lembaga penyalur aspirasi masyarakat termasuk mahasiswa, dalam waktu dekat ini akan berkoordinasi dengan lembaga yang lebih tinggi. “Ya namanya aspirasi kami akan tampung dan segara kami teruskan ke pimpinan di atas untuk mendapatkan tindaklanjut, seperti apa yang dituntut kawan-kawan mahasiswa,” tegas Ketua Dewan dua periode ini. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN