Pekerjaan
Ilustrasi. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Tabanan sebanyak 10.939 jiwa dari jumlah angkatan kerja sebanyak 277.828 jiwa. Angka itu sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan pada Februari 2022.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tabanan, I Nyoman Putra menjelaskan, dari data yang dipublikasi BPS pada Februari 2022, angka pengangguran terbuka khususnya di Tabanan masih cukup banyak, yakni 10.939 jiwa. Dominan kualifikasi pendidikan tamatan SMA/SMK sebanyak 4.820 jiwa.

Baca juga:  Pariwisata Membaik, Badung akan Data Ulang Naker

Di urutan kedua tamatan SMP sebanyak 3.068 jiwa dan tamatan SD sebanyak 2.580 jiwa. Tentunya dengan kondisi tersebut, pihaknya terus berupaya dengan sejumlah program pelatihan untuk dapat menekan angka tersebut.

“Dilihat dari sisi peningkatan kompetensi, kami telah memberi pelatihan berbasis kompetensi melalui BLK disertai dengan MOU penempatan,dan itu sudah kita lakukan,karena diwajibkan dalam juknis pelatihan APBN,” terang Putra, Rabu (29/6).

Tidak hanya pelatihan berbasis kompetensi, upaya menggenjot penempatan tenaga kerja luar negeri juga dilakukan. Caranya lewat sosialisasi di medsos, menjalin komunikasi dengan P3MI dan minning agency untuk memperoleh informasi lowongan, dan kemudahan pelayanan administrasi penempatan luar negeri untuk masyarakat. “Kalau sistem bursa kerja sudah terus kita lakukan, tetapi kalau pameran bursa kerja atau job fair tahun ini tidak kami lakukan lantaran terbentur anggaran,” ucapnya.

Baca juga:  Disperinaker Badung Tindak Tegas Penyalur Naker Nakal

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan ini  menambahkan dengan telah diberi bekal pelatihan diharapkan mereka ini bisa mencari atau membuka peluang kerja baru. “Harus dibedakan antara loker (lowongan kerja) formal dan nonformal, kalau nonformal seperti buruh bangunan dan buruh tani itu pekerja dari Jawa memang lebih diminati karena faktor upah lebih murah dan budaya kerjanya lebih disukai. Kalau loker formal untuk pendidikan rendah, seperti contohnya penjaga toko modern, lebih banyak diminati oleh pekerja luar Bali padahal sebenarnya toko modern itu memberikan upah sesuai UMK ditambah bonus,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran Program Padat Karya Strategis
BAGIKAN