Abrasi pantai kuta. (BP/Edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejak seminggu terakhir, kondisi abrasi di titik Candi Bentar kawasan Pantai Kuta, ternyata belum juga mendapatkan penanganan. Dari pantauan di lapangan, sejumlah akar pohon perindang, masih nampak menyembul ke permukaan akibat terkikis abrasi.

Tentunya, kondisi abrasi ini membuat ruang daratan menjadi relatif sempit. Hal ini juga membuat pedagang pantai harus bergeser. Bahkan, terpaksa sejumlah pedagang secara mandiri harus melakukan penataan kecil-kecilan, dengan merapikan daratan yang tergerus abrasi di sekitaran area mereka berjualan.

Seperti yang disampaikan Ketua Satgas Pengelola Pantai Kuta, Mangku Wayan Sirna, kondisi abrasi di Pantai Kuta sampai saat ini memang belum mendapatkan penanganan. Hal itu membuat kawasan pantai masih compang-camping, di tengah geliat kunjungan wisatawan. “Kunjungan ke pantai mulai ramai. Namun kondisi pantai yang mengalami abrasi, belum ada penanganan. Entah nanti ini akan ditata, kami juga belum tahu,” katanya, Senin (20/6).

Baca juga:  Orang dengan Kondisi Ini, Jangan Konsumsi Jahe

Untuk itu, pihaknya berharap, penanganan abrasi itu bisa segera dilakukan. Mengingat saat ini, kunjungan wisatawan ke Pantai Kuta mulai tumbuh. Sebab kondisi pohon perindang pantai cukup banyak yang mulai terlihat miring akibat akarnya terkikis. Apalagi area bibir pantai dengan kawasan kantor satga pengelola pantai, kini hanya berjarak sekitar 3 meter.

Terkait kondisi ini, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Badung, IB Surya Suamba, mengatakan, untuk penanganan abrasi di Pantai Kuta, saat ini masih dalam proses. Adapun langkah yang ditempuh adalah dengan penambahan material pasir agar mencapai kondisi seperti semula, seperti sebelum tergerus abrasi. “Penanganan abrasi masih dalam proses, dalam waktu dekat ini akan kita laksanakan,” ucapnya.

Baca juga:  Meresahkan, Gepeng di Kuta Ditertibkan

Dikatakannya, pihak BWS Bali Penida sebenarnya mempunyai program Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II yang dilakukan untuk penanganan abrasi di wilayah Kuta, Legian dan Seminyak. Namun program itu baru akan dilaksanakan di tahun 2023. Karena Pantai Kuta saat ini kembali tergerus abrasi, maka langkah penanganan sementara sangat diperlukan untuk mengembalikan kondisi semula. Hal itu dilakukan dengan perataan pasir yang tergerus abrasi di sejumlah titik, dengan mempergunakan pasir yang menumpuk di titik tertentu. Kemungkinan hal itu juga akan dilakukan dengan mengambil pasir di Pantai Jerman.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Dorong Pemuda Berinovasi dan Berkarya

Sementara itu, Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali Penida, Wayan Riasa menerangkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi kembali dengan Dinas PUPR Badung terkait penyikapan kondisi abrasi di Pantai Kuta. Hal itu dilakukan sekaligus mengkoordinasikan hasil sinkronisasi kegiatan Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II yang rencana dilaksanakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida tahun 2023. (Edi Karnaedi/Balipost)

BAGIKAN