Anak-anak Desa Adat Bukit Jangkrik, Gianyar belajar di Pesraman "Kumala Gunita." (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Sejumlah desa adat di Kabupaten Gianyar belakangan ini terus menggali potensi desanya untuk dikembangkan. Seperti Desa Adat Bukit Jangkrik, Lingkungan Bukit Jangkrik, Kelurahan Samplangan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar membuka objek wisata Taman Sari.

Objek wisata Taman Sari berupa kolam besar menyerupai bendungan maupun danau kecil. Di bagian hulu terdapat banyak sumber mata air. Bahkan sejumlah titik mata air oleh warga dipilah-pilah di antaranya sebagai tempat suci nunas tirta, sebagai tempat malasti, ada mata air bisa diambil warga untuk air diminum serta tempat untuk malukat.

Sementara di bagian hilir di bendung dimanfaatkan untuk mengairi sawah (irigasi) dan tempat permandian. Selain itu juga sebagai tempat berenang. Tempat ini juga ada sejumlah palinggih Pura Subak.

Belakangan ini, tempat itu ditata Desa Adat Bukit Jangkrik untuk dikembangkan sebagai objek wisata.
Bendesa Adat Bukit Jangkrik, I Kadek Juni Arta, mengaku pihaknya kini sedang menggarap objek wisata Taman Sari sebagai Badan Usaha Padruwen Desa Adat. “Objek wisata ini selain terdapat dua buah gua yang mengeluarkan air, satu buah Pura Dugul, Pura Subak Jelahung. Sementara di sisi timur kolam terdapat sejumlah mata air untuk tempat nunas tirta, malasti sejumlah pura, tempat malukat dan sebagainya,” katanya.

Baca juga:  Desa Adat Tegallalang Lestarikan Tradisi “Ngerebeg”

Menurutnya luas kolam ini diperkirakan 25 are. Dalam
kolam ini terdapat sejumlah ikan seperti ikan gurami, nila, mujair, lele, patin, koi, lohan dan jenis ikan lainya. Sejumlah komunitas juga melakukan kegiatan di tempat ini dengan menebar bibit ikan.

Untuk mendukung objek wisata, belum lama ini sejumlah pihak melakukan pelepasan bibit ikan
di tempat tersebut. Juni Arta menambahkan
untuk mendukung objek wisata Taman Sari, Bupati Gianyar, Made Mahayastra dan OPD di lingkungan Pemkab Gianyar melaksanakan penanaman pohon di kawasan tersebut. Kegiatan penanaman pohon untuk
keperluan upakara sebagai bentuk perayaan Tumpek Wariga melalui upacara Wanara Kerthi secara skala dan niskala sesuai dengan arahan dari Gubernur Bali, Wayan Koster.

Baca juga:  Gili Trawangan Ditutup, Wisatawan Serbu Bali lewat Padangbai

“Jenis pohon yang tanaman upakara penunjang upacara yang langsung di siapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar,” katanya.

Dalam kesempatan itu Bupati Gianyar meresmikan tempat ini sebagai destinasi wisata baru dengan berbagai sumber mata airnya. Tentunya dengan ada pohon penunjang upakara menjadi daya tarik
yang berbeda jika ada masyarakat berkunjung.

Bendesa Adat Bukit Jangkrik menambahkan selain itu juga digelar kegiatan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di mana Desa Adat Bukit Jangkrik
berkomitmen melalui lembaga pendidikan berbasis adat dan agama dengan telah dibentuk pasraman pendidikan. Pasraman ini diberi nama “Kumala Gunita” yang berarti mutiara kepandaian.

Baca juga:  Biawak Masuk Rumah Warga Diamankan

Melalui pesraman ini membentuk jiwa dan karakter generasi muda Hindu Bali dalam menjaga melestarikan adat, seni, dan budaya warisan leluhur yang adi luhur. Selain mengajarkan kesabaran juga sebagai sarana penunjang pelaksanaan kegiatan
Yadnya yang dilaksanakan di Desa Adat.

Peserta yang terlibat saat ini anak-anak Desa Adat Bukit Jangkrik dan tentunya gratis. Untuk tenaga pengajar bekerja sama dengan Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, Penyuluh Agama dari Kementerian Agama dan juga yowana yang memiliki kompetensi. Untuk penganggaran kegiatan ini digunakan dari alokasi APBD Semesta Berencana Provinsi Bali sebagai bagian dari kegiatan program yang terencana. (kmb/balipost)

BAGIKAN