Wisatawan berfoto di depan tulisan dan lambang sirkuit Mandalika di kompleks Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Senin (21/3/2022). Sirkuit Mandalika menjadi destinasi "sport tourism" unggulan baru di Indonesia yang diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. (BP/Antara)

MATARAM, BALIPOST.com – Banyak pihak yang menyebut pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi pesaing berat bagi Bali. Keberadaan Sirkuit Mandalika yang demikian mendunia menjadi penyebabnya. Namun pihak pemerintah NTB mengatakan Lombok tidak ingin menjadi pesaing Bali.

Sirkuit Pertamina Mandalika yang dibangun dan sukses menyelenggarakan event internasional Pertamina MotoGP 2022 lalu bukan membawa kemakmuran bagi warga NTB saja. Pengusaha Bali juga mendapatkan dampak ekonominya. Misalnya, pengusaha hotel lebih dulu
menjual paket menginap plus menonton MotoGP, mobil-mobil mewah untuk transportasi justru datang dari Bali, Surabaya dan Jakarta.

Baca juga:  Korban Jiwa Bertambah, 1.454 Rumah Rusak dan 5.141 Warga Mengungsi

“Di sini benar-benar kita saling mendukung dan berbagi rezeki. Dan masyarakat Lombok tidak akan menyaingi Bali dan kami tetap belajar dari Bali dan Bali itu menjadi poros pengembangan pariwisata Indonesia dan dunia. Tinggal teman Bali bagaimana menciptakan yang sudah kondusif ini dipertahankan. Jika Bali bergejolak, Indonesia akan bergejolak, pariwisata dunia juga akan bergejolak. Ini perlu dipahami, bahwa Bali kondisinya luar biasa, orang dari manapun merasa nyaman dan enak karena menjadi barometer pariwisata dunia,” kata Sekretaris Dewan DPRD NTB, Mahdi Muhammad, S.H., M.A., saat menerima rombongan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan DPRD (Forward) Provinsi Bali bersama Humas DPRD Bali di Kantor Sekretariat DPRD NTB, Mataram, Kamis (31/3).

Baca juga:  Ketua Kelompok Tani Diadili Korupsi Rp 95,7 Juta

Mahdi memaparkan Bali sudah dikenal sebagai destinasi pariwisata sejak seabad yang lalu, sementara Lombok baru dikenal oleh masyarakat internasional sejak tahun 1990-an. Jadi Lombok sebagai daerah tujuan wisata tetap hormat kepada Bali sebagai daerah tujuan wisata yang duluan berkembang. Dikatakan, strategi promosi, strategi pengembangan daerah tujuan wisata, pengembangan objek wisata semuanya ada di Bali. “Jadi ilmu pariwisata ada di Bali. Kami belajar di Bali tentang bagaimana konsep memadukan antara
daerah pegunungan, daerah persawahan dan daerah pantai,” tandasnya. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Ida Pedanda Nabe Gde Putra Telabah Upacarai Tapakan Barong dan Rangda di Belgia
BAGIKAN