Salah seorang pedagang menerima vaksin COVID-19 dosis ke-3 di pelataran Pasar Badung, Denpasar, Selasa (8/3/2022). (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Laju vaksinasi secara nasional mengalami penurunan di Maret ini. Terdapat 15 provinsi yang juga memiliki kasus mingguan tertinggi menjadi sorotan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan persnya.

Dikutip pada Rabu (16/3), Wiku menyebut perbaikan kondisi COVID-19 sudah terlihat dengan turunnya kasus positif, kasus aktif, kesembuhan, keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan (BOR) dan kematian pasien. “Sayangnya, laju vaksinasi nasional menurun dan belum menunjukkan kenaikan di bulan Maret ini,” ujarnya.

Baca juga:  Muskerkab PMI Godok Program Kerja 2018

Vaksinasi, seharusnya selalu ditingkatkan, terlebih pada provinsi dengan penambahan kasus mingguan yang tinggi dimana cakupan dan laju vaksinasinya rendah. Seperti pada 15 provinsi dengan kasus mingguannya tertinggi diantaranya, Banten, diikuti NTT, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Sulawesi Utara, Papua Barat, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Barat.

Cakupan vaksinasi kelima belasnya, masih kurang dari 70%, begitu pun cakupan booster-nya belum ada yang mencapai 30%. Pemerintah Daerah setempat diminta mengejar cakupan vaksin dosis lengkap dan booster di daerahnya.

Baca juga:  Warga Bali Meninggal COVID-19 Tambah Puluhan, Kabupaten Ini Terbanyak

Apabila vaksin yang tersedia mulai menipis, segera komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan. Selain dalam mendukung pemulihan ekonomi, kekebalan komunitas akan memberikan perlindungan lebih masyarakat dalam beraktivitas.

Terlebih pula, tidak lama lagi masyarakat akan menyambut bulan puasa dan lebaran. “Untuk itu, masyarakat juga dimohon untuk segera melengkapi vaksin dan melakukan booster sebagai pondasi pertahanan kekebalan komunitas,” pungkas Wiku.

Karena, data pada 3 rumah sakit besar nasional di Indonesia menunjukkan bahwa lansia dengan komorbid diabetes melitus, hipertensi, dan gagal ginjal mendominasi pasien COVID-19 yang meninggal. “Jangan khawatir dengan kualitas vaksin yang ada karena pemerintah menjamin bahwa dosis yang diberikan adalah dosis yang terbukti aman, efektif, dan bermutu,” katanya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Presiden Bentuk Tim Terpadu Tangani COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
BAGIKAN