Prof. Ngurah Mahardika. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kenaikan kasus COVID-19 harian di Bali dalam sepekan ini masih tinggi, mencapai 4 digit. Tingginya kasus dan kecilnya tracing serta testing di Bali ini, dinilai Guru Besar Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, harus diwaspadai sebab PPKM bisa dinaikkan ke level 4.

Ia mengungkapkan untuk tracing di Bali, dulu pernah mencapai 8-9 orang. Namun saat ini kembali turun ke 3,23. “Testingnya masih terbatas. Positivity Rate masih 23 persen. Dari data kasus harian, Bali harusnya sudah masuk PPKM level 4. Selain itu, untuk rawat inap di level 3, angka kematian level 2,” jelasnya.

Baca juga:  Covid-19 Meluas, Polisi Kembali Turun ke Jalan Bagikan Masker

Dikatakannya kondisi tracing dan testing, dari data yang dimiliki, secara nasional pun masih di bawah standard yang mencapai 15. Sebab, rata-rata tracing dan testing hanya sebanyak 9,92.

Mahardika menyebut Bali seharusnya ditetapkan menjadi Level 4, jika dilihat dari indikator angka kasus sebanyak 300 per 100 ribu penduduk. Kondisi ini, kata dia, harus menjadi perhatian khusus.

Untuk itu, yang harus dilakukan Bali dalam menekan angka kasus, yakni menggencarkan tracing dan testing. Sehingga, mempercepat mengetahui dimana dan siapa yang terpapar. “Masyarakat harus terbuka untuk mengikuti tracing dan testing, untuk mempercepat menemukan siapa yang terpapar,”  harapnya, Selasa (15/2).

Baca juga:  XL Siap Hadapi Nataru di Bali

Puncak Omicron

Terkait kondisi kasus yang masih terus meningkat, Mahardika memprediksi puncak kasus akibat varian Omicron, bisa 2- 4 kali dari varian Delta, sesuai dengan data dari berbagai negara yang telah mengalaminya. Meski tingkat kasus terkonfirmasi cukup tinggi pada varian Omicron, namun kasus kematian atau fatalitasnya relatif rendah.

“Saya tegaskan, Omicron ini tidak bisa dicegah. Ini pasti akan menyapu Bali, namun kami berharap, dampaknya tidak parah,” harapnya.

Baca juga:  Varian Omicron Diidentifikasi di Sri Lanka

Dengan merebaknya varian Omicron ini, langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah, memperluas cakupan tracing dan testing. Kalau bisa masyarakat diharapkan untuk membuka diri atau terbuka untuk melakukan testing. “Kalau ada curiga dengan kondisi kesehatan kita, segera lakukanlah testing. Jadi tracing dan testing saat ini masih sangat rendah, bukan karena kapasitas fasilitas pemerintah yang kurang, namun karena masyarakat enggan untuk melakukan testing. Testing ini penting, karena hanya itu yang bisa kita lakukan untuk mengetahui dan menekan kasus. Inilah penyebab lambatnya upaya untuk menekan penyebaran COVID,” bebernya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *