Kunjungi Peternakan – Dinas LH dan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana mengunjungi salah satu peternakan ayam di Jembrana yang menerapkan maggot untuk mengurangi dampak lalat dan bau. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Serangan lalat dampak dari pascapanen peternakan ayam di sejumlah daerah menjadi atensi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana. Dinas LH bersama Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan mencari solusi agar dampak dari peternakan ayam itu bisa ditangani.

Salah satunya upaya memanfaatkan maggot untuk mematikan larva atau telur lalat dan bisa dimanfaatkan untuk pakan. Dari data yang dihimpun di Bidang Peternakan, di Kabupaten Jembrana terdapat 82 peternak belum termasuk yang mandiri.

Dinas LH bersama Dinas Pertanian dan Pangan, Rabu (5/1), sengaja mendatangi salah satu peternakan di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara yang aktif menerapkan maggot untuk mengurangi dampak lalat, khususnya pascapanen. Kepala Dinas LH Kabupaten Jembrana, Dewa Gede Ari Candra Wisnawa mengakui keluhan terkait dampak peternakan ayam khususnya serangan lalat sering terjadi bahkan di permukiman padat penduduk.

Baca juga:  Karantina di SKB Banjarangkan, Paskibra Kerap Kesurupan

Dinas LH berupaya mencari solusi, salah satunya dengan menerapkan maggot pada peternakan ayam. Saat ini, pihaknya tengah penjajakan di salah satu peternakan yang menerapkan itu, dan nantinya akan ditawarkan ke para peternak serupa.

Di Peternakan ayam petelur milik Hasib Sucipto, menurutnya cukup efektif menghilangkan bau serta menghindari serbuan lalat. Terlebih di musim penghujan, dan penerapan maggot ini sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir. “Cukup efektif sampai saat ini sudah beberapa kali panen, apalagi ini dekat rumah makan, tidak ada lalat,” tandas Sucipto.

Baca juga:  Pascagempa, Berikut Tawaran Kompensasi AirAsia

Aplikasi maggot dengan cara menaruh di bawah kandang ayam atau tempat kotoran ayam (fases). Fungsi maggot memakan kotoran ayam itu dan nantinya juga akan menjadi pakan ayam itu sendiri. Dengan metode ini, selain menghindari lalat juga mengirit pakan.

Sementara itu dari data di Dinas Pertanian dan Pangan, di Kabupaten Jembrana terdapat puluhan peternakan ayam. Khusus untuk yang peternak ayam broiler (pedaging ras) yang kemitraan dengan inti ada 82 peternak. Kemitraan dengan dua PT yakni di PT MSJ 47 peternak dan PT Ciomas Adisatwa sebanyak 35 peternak. Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan, Gede Putu Kastama belum lama ini mengatakan, dinas juga menindaklanjuti adanya keluhan warga di Batuagung, Perancak, Pendem dan Tegalcangkring terkait serbuan lalat ke permukiman.

Baca juga:  RSUD Sanjiwani Bersiap Tangani Pasien Covid -19

Dinas mendatangi sejumlah kandang peternakan ayam dan mengarahkan untuk rutin melakukan pembersihan kotoran. Dinas juga menyarankan agar menerapkan maggot sehingga dapat mengurangi larva lalat. Dan maggot tersebut bisa digunakan untuk pakan. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN