Pelebon arlmahum I Gusti Ngurah Windia sang Maestro Topeng Tugek Carangsari yang berasal dari Banjar Pemijian, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (23/12). (BP/Par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Jenazah arlmahum I Gusti Ngurah Windia sang Maestro Topeng Tugek Carangsari yang berasal dari Banjar Pemijian, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (23/12), di pelebon (ngaben). Prosesi ritual ini dihadiri sejumlah seniman hingga mengiringi ke peristirahatan terakhir. Bahkan, para seniman yang berpakaian aneka jenis topeng turut mengiringinya menuju setra setempat.

Anak bungsu almarhum, I Gusti Ngurah Artawan, menjelaskan prosesi pertama diawali upacara nyiramin (memandikan jenazah) pada 19 Desember 2021, dilanjutkan pada tanggal 22 Desember upacara ngaskara atau pembersihan. Sedangkan, puncaknya pada tanggal 23 Desember 2021 puncak acara palebon atau pengabenan.

Baca juga:  Proyek Senderan di Pura Lempuyang Jebol Timpa Satu Pekerja

“Prosesi satu hari penuh dan pada sore selesai pembakaran jenazah dilanjutkan nganyud ke segara. Selain itu nanti ada juga ritual ngorasin dan lainnya sesuai dewasa. Tahap berikutnya memukur atau nyekah pada tanggal 31 Desember 2021,” jelas Ngurah Artawan ditemui di sela-sela acara pelebon.

Dijelaskan, upacara nyiramin hingga ngaskara itu berlangsung diiringi tarian wali, gamelan dan balih-balihan sebagai apresiasi daripada seniman. Bahkan, pada saat ngaskara tidak tahu ada niat baik seniman untuk menghormati beliau tokoh topeng tugek dengan menampilkan bondres kolosal, seluruh Bali. “Kemudian pada pelebon ada juga topeng kolosal,” ucapnya.

Baca juga:  Maestro Seni Lukis Wayang Kamasan Berpulang, Ini Pesannya

Seperti diketahui, semasa hidup almarhum juga sering dikirim oleh pemerintah dalam rangka misi kesenian ke luar negeri. Sejak tahun 1974, sang maestro menjadi duta kesenian ke Jerman Barat, Italia, Amerika Serikat, India, dan negara lainnya. selain itu juga dikenal sangat terbuka terhadap siapapun yang ingin belajar padanya.

Banyak seniman muda berguru kepadanya. Bahkan, banyak juga mahasiswa asing yang sempat belajar tari topeng kepada almarhum IGN Windia. Kepergian almarhum meninggalkan istri tercinta Desak Ayu Suriati dan empat orang anak: I Gusti Ayu Putri, I Gusti Ayu Sari, I Gusti Ngurah Putra, dan I Gusti Ngurah Artawan, serta 12 orang cucu. (Parwata/Balipost)

Baca juga:  Giri Prasta Tanda Tangani Prasasti Balai Banjar Pemijian Carangsari Petang
BAGIKAN