Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha dan Pengurus Paguyuban Pecinta Seni Drama Gong Lawas melayat ke rumah duka Wayan Puja di Banjar Seseh, Singapadu, Sukawati, Gianyar, Minggu (10/11). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Berpulangnya sang maestro drama gong lawas, Wayan Puja tidak saja dirasakan oleh pecinta seni drama gong lawas dan keluarga sejawat. Namun, Pemerintah Provinsi Bali juga merasa kehilangan sosok perintis sekaligus pembina drama gong di Bali ini.

Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha dan Pengurus Paguyuban Pecinta Seni Drama Gong Lawas saat melayat ke rumah duka di Banjar Seseh, Singapadu, Sukawati, Gianyar, Minggu (10/11), menyampaikan ucapan belasungkawa atas berpulangnya sang maestro drama gong Bali ini. Menurutnya, Bali akan sangat kehilangan salah satu sosok yang mengayomi kesenian di Bali. Namun, Mahendra Jaya berharap semangat berkesenian almarhum tetap menggelora di sanubari para seniman-seniman Bali.

Baca juga:  Koster Ngaku Terkejut, Petruk Cs Diminta Dilibatkan dalam Pementasan Drama Gong Lawas PKB

Pada kesempatan tersebut, Mahendra Jaya menyerahkan buku Kitab Suci Weda yang diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan upacara keagamaan di Bali.

Ketua Paguyuban Pecinta Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana, SH.,MKn., menyampaikan apresiasi kepada Pj. Gubernur Bali dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang telah berkenan hadir langsung ke rumah duka. Pihaknya merasa terkesan dan bangga memiliki pemimpin yang responsif. Ini membuktikan bahwa Pemerintah Bali sangat peduli terhadap seniman budaya Bali.

Baca juga:  Penutupan Bulan Bahasa Bali V akan Dimeriahkan Pementasan Drama Gong Lawas

“Kami berharap ke depannya bisa menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin Bali ke depannya untuk sedikit memberikan perhatian kepada para seniman Bali, terlebih pada saat duka seperti ini,” ujar Agung Aryana yang berprofesi sebagai notaris ini.

Seperti diketahui, sang seniman drama gong dengan peran Ki Dukuh maupun Patih Werda ini tutup usia di umur 86 tahun pada Sabtu, 26 Oktober 2024 lalu di Rumah Sakit Ari Canti, Mas Ubud, Gianyar. Almarhum meninggal karena menderita sakit komplikasi (sakit lambung, paru-paru, jantung, dan ginjal). Almarhum meninggalkan 5 orang anak dan 8 orang cucu. Upacara pengabenan dilakukan Selasa (12/11) besok.

Baca juga:  Gubernur Koster Minta Alokasi APBN untuk Desa Adat

Almarhum semasa hidupnya sempat bergabung dengan sejumlah grup drama gong ternama di Bali, mulai dari Drama Gong Bara Budaya, Sancaya Dwipa, Bintang Bali Timur hingga Candra Kirana. Seniman, kelahiran 29 September 1938 ini memulai kiprah berkesenian dari tahun 1962 di usia 24 tahun, setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Guru Tingkat Atas (SGA) Singaraja. (Adv/balipost)

BAGIKAN