Pura Puseh Banyubiru. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Upaya mempertahankan adat dan budaya dilakukan Desa Adat Banyubiru di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Sebagai salah satu desa yang penduduknya heterogen, Desa Adat Banyubiru berupaya menanamkan generasi muda untuk mempertahankan adat dan budaya salah satunya melalui Pasraman.

Pasraman digelar rutin setiap tahunnya dan diikuti para generasi muda di Desa Adat yang terbagi lima banjar adat tersebut. Bendesa Adat Banyubiru I Nyoman Jaya Dratha mengungkapkan kegiatan pasraman digelar rutin setiap tahunnya dengan menyasar para generasi muda di lingkup desa. “Kita gabungkan dengan kegiatan bulan bahasa Bali, di sana biasanya kita gelar lomba-lomba untuk memberikan semangat dalam upaya kita mempertahankan adat dan budaya,” kata Jaya Dratha.

Baca juga:  Desa Adat Bindu Tak Gelar Pawai Ogoh-ogoh

Materi pasraman yang diberikan bukan hanya ketrampilan sarana upakara seperti bebantenan, membuat sate bunga atau menari, tetapi juga berkaitan dengan mencintai lingkungan sekitar. Dengan bersahabat dengan alam, dapat menanamkan dalam diri sejak dini menjaga keseimbangan alam. Begitu juga berkaitan dengan ilmu agama.

Saat ini, Desa Adat akan menggelar pengabenan massal yang sudah sejak tiga tahun ini belum dilaksanakan. Pengabenan massal yang digelar Desa Adat ini meupakan salah satu upaya meringankan beban krama dalam bhakti kepada leluhur. “Rencananya Desember ini, kita sudah berkoordinasi dengan Satgas Kabupaten. Dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” terang Bendesa.

Baca juga:  Lima Korban Gigitan Anjing Rabies Dilacak, Seorang Belum Ditemukan

Desa Adat Banyubiru yang wilayah wewidangan meliputi peissir pantai ini terbagi menjadi 5 banjar Adat. Sedikitnya ada 900 KK yang merupakan krama adat masuk krama aktif, krama balu, krama paletan dan krama tamiu dengan dibagi di 14 tempek.

Krama tersebar di lima banjar, yaitu Banjar Adat Banyubiru Kangin, Banyubiru Kauh, Banjar Berawansalak, Banjar Yeh Anakan serta Banjar Pebuahan. Saat ini desa adat yang berada berbatasan dengan Desa Adat Baluk dan Desa Adat Kaliakah ini telah memiliki khayangan tiga. Baik Pura Puseh, Pura Desa, dan Pura Dalem.

Baca juga:  Dari Leher dan Punggung Remaja Ditusuk hingga Gempa Dangkal Guncang Lombok

Sejumlah program juga tetap djjalankan di antaranya rencana pembangunan PAUD berbasis Hindu dan Pasar Desa Adat yang ke depannya untuk menopang perekonomian krama. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN