Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Rio Budi Rahmanto. (BP/Win)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 dengan tema “Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justice during the Pandemic” yang berlangsung di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (9/12) tidak saja membahas tentang demokrasi untuk kemanusiaan, namun juga membahas tentang keadilan sosial dan keadilan ekonomi.
Sehingga, selain membahas akses vaksinasi untuk semua juga dibahas tentang kepastian dukungan terhadap masyarakat miskin dan rentan, serta pemberdayaan terhadap masyarakat.

“Walaupun kita dalam keadaan pandemi atau pasca pandemi ini kita juga tetap melaksanakan berbagai langkah-langkah itu (keadilan sosial dan ekonomi,red) sesuai dengan nilai-nilai dan norma demokrasi,” tandas Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Rio Budi Rahmanto, Kamis (9/12).

Baca juga:  BDF, Pertemuan Internasional Pertama Secara Hybrid Digelar di Nusa Dua

Dikatakan, salah satu elemen penting dalam BDF ke-14 ini yaitu membahas tiga pilar. Yakni, pilar masyarakat madani dan media ,civil society and media), pilar pendidikan, dan pilar ekonomi (economic pillar). Pada pilar masyarakat madani dan media, diharapkan mengawal proses-proses demokrasi dalam mengatasi berbagai tantangan dan pemulihan kondisi pasca pandemi Covid-19. Di samping juga mampu mengidentifikasi tantangan dan solusi dalam mengurangi dampak pandemi Covid-19, terutama bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan dalam mengakses layanan kesehatan, layanan sosial, dan pendidikan.

Baca juga:  Bertemu di Bandung, Ketum PSI Ungkap Banyak Arahan Disampaikan Jokowi

Terkait pilar ekonomi, dikatakan bahwa tahun ini pilar ekonomi memperkokoh komitmen Indonesia untuk pengembangan sektor ekonomi kreatif secara nasional dan lain sisi juga untuk memperkuat citra Indonesia sebagai global leaders di isu ekonomi kreatif. Ekonomi Kreatif menjadi fokus karena merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Kontribusi sektor ekraf terhadap PDB nasional mencapai 1.100 trilliun rupiah (7,44% PDB) dan menyediakan lebih dari 17 juta lapangan pekerjaan.

Dikatakan, sektor ekonomi kreatif merupakan sektor yang inklusif dan demokratis mengingat keterlibatan perempuan (lebih dari 50%), kaum muda (lebih dari 20%), dan UMKM (lebih dari 60%) yang sangat tinggi. Sektor ekonomi kreatif juga sarat dengan pemanfaatan teknologi digital dan aktivitas ekonomi yang bernilai tambah tinggi, mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi berbasis inovasi untuk visi Indonesia Maju 2045.

Baca juga:  Isolasi di Banjar Serokadan, Gubernur Ingatkan Kebutuhan Logistik Harus Dipenuhi

Terkait akses vaksinasi global, Indonesia mengambil peran untuk mewujudkannya melalui presidensi G20. Di samping juga membahas berbagai tatakelola ekonomi global untuk pemulihan ekonomi secara bersama dan lebih kuat. “Jadi di sinilah saya melihat peran Indonesia ke depan bahwa kita memainkan peran kunci dalam berbagai isu, baik isu kesehatan, isu ekonomi maupun isu sosial,” pungkasnya. (Winata/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *