Abrasi di Pantai Tegal Besar semakin parah. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pantai Tegal Besar Desa Negari Kecamatan Banjarangkan, kian rusak parah akibat abrasi. Gelombang ganas di pesisir pantai setempat juga sudah banyak merusak fasilitas umum di sekitarnya. Wakil Bupati Klungkung Made Kasta, yang sempat turun ke lokasi, berharap pihak terkait seperti BWS Bali-Penida bisa segera memberikan penanganan, agar tidak semakin merusak banyak fasilitas lain di sekitarnya.

Menurut Wabup Kasta, abrasi akibat gelombang pasang air laut ini, paling parah terjadi sejak 4 November lalu. Gelombang ganas menerjang sebuah bangunan warung dan rompok penyimpanan jaring serta kano milik nelayan setempat.

Baca juga:  Sengaja ke Bali untuk Nyopet, Pasutri dan Kerabatnya Berkomplot Sasar WNA

Jika tidak segera tertangani, semua akan habis diterjang gelombang. “Semoga pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida bisa segera menindak lanjuti usulan yang sudah kita laporkan. Sehingga abrasi di tempat ini secepatnya ditangani,” katanya, Jumat (3/12).

Sebelumnya, Klian Adat Banjar Tegal Besar, I Nyoman Gimpil, mengatakan abrasi kerap terjadi pada malam hari. Sudah menghancurkan sebuah warung milik warga dan sebuah rompok milik kelompok nelayan setempat.

Baca juga:  Karena Ini, BPPT Akan Pasang Dua Alat Sensor Peringatan Tsunami di Pantai Kusambi

Lahan tempat berdirinya bangunan warung dan rompok nelayan, sudah hilang tergerus ombak dan berubah menjadi aliran Sungai Bubuh. “Demikian pula barang barang nelayan berupa 10 jaring dan 3 buah kano ikut hilang terbawa arus laut,” katanya.

Lebih lanjut Nyoman Gimpil menambahkan, kejadian abrasi tidak hanya terjadi saat itu saja, namun sudah terjadi selama bertahun-tahun dan belum mendapat penanganan. Akibatnya banyak lahan dan bangunan di sekitar pantai hancur dan bahkan ada yang sudah hilang digerus ombak. Pihaknya berharap, pemerintah daerah akan segera mengambil langkah mengatasi persoalan abrasi yang terus menerjang wilayahnya.

Baca juga:  Tangani Abrasi Pantai, BWS Bali–Penida Kesulitan Anggaran

Sebab, pantai ini juga dikenal sebagai habitat penyu. Sebelum terjadi abrasi, banyak penyu memilih garis pantai ini sebagai tempat bertelur. Namun, sekarang garis pantai ini perlahan semakin terkikis karena terus terdampak abrasi. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN