Gubernur Bali, Wayan Koster memperingati Hari Pangan Se-Dunia Tingkat Daerah Provinsi Bali Ke-41 Tahun 2021 di Subak Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Rabu (3/11). (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Peringatan Hari Pangan Sedunia menjadi momentum Bali mewujudkan kedaulatan pangan. Mengimplementasikan pendekatan Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan penjabaran Ekonomi Kerthi, Bali memberi prioritas utama mewujudkan kedaulatan pangan.

Gubernur Wayan Koster menegaskan Ekonomi Kerthi sebagai bentuk komitmen terencana, gerakan terpadu dan bahu membahu menuju Bali Era Baru yang berdikari. Ekonomi Kerthi juga bermuara pada terjaganya kembali taksu Bali dan terbangunnya kekuatan ekonomi Bali berbasis kearifan lokal.

Penegasan itu disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster, saat menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41 tingkat Provinsi Bali yang dipusatkan di
TOSS Center Karangdadi, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (3/11). Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan gagasannya soal konsep pembangunan Ekonomi Kerthi, dengan menjadikan pertanian sebagai fundamental pembangunan dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Di hadapan bupati/wali kota se-Bali, Tim Penggerak PKK Provinsi Bali dan Kabupaten Klungkung, krama desa adat setempat dan pejabat terkait lainnya, Gubernur Koster menegaskan, kedaulatan pangan menjadi perhatian serius Pemprov Bali. Setidaknya Bali mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup krama Bali sehari-hari. “Kami fokus menjalankan pembangunan ekonomi. Menata fundamental dan struktur perekonomian Bali. Agar mampu berdaya saing dan berkelanjutan,” kata Gubernur Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.

Baca juga:  Dianggap Sebar "Hoax" Tentang Gubernur Koster, Dua Pemilik Akun Medsos Dilaporkan ke Polda Bali

Maka, dalam mengembangkan konsep ekonomi, Gubernur Koster mengatakan tak mau terbawa arus dengan istilah umum yang tidak ada akarnya, baik ekonomi biru maupun konsep umum lainnya. Maka, konsep Ekonomi Kerthi Bali menjadi arah pembangunan ekonomi tahun 2022, untuk mewujudkan Bali Berdikari dalam ekonomi dan menerapkan kearifan lokal Sat Kerthi dengan seluruh prinsipnya. “Kita harus kembali ke potensi alam, manusiia dan budaya kita, yang sangat kuat dengan tradisinya. Ekonomi Kerthi, yang menjadi fundamental pertama adalah pertanian dalam arti luas, disusul kelautan dan perikanan, industri UMKM, ekonomi kreatif dan digital. Terakhir baru pariwisata,” jelas Gubernur Koster.

Baca juga:  Program Infrastruktur dan Budaya Bali Gubernur Koster Diapresiasi Dubes Inggris

Gubernur Koster dalam tiga tahun terakhir menggelorakan kebangkitan Bali dengan berpihak pada kearifan lokal. Semangat ini telah menginspirasi banyak pihak untuk menyadari kembali kekuatan dan taksu alam Bali sebagai sumber kehidupan. Menjaga Bali, haruslah menjadi komitmen bersama sehingga generasi mendatang memiliki kesadaran penuh memuliakan alam Bali, peradaban Bali dan tradisinya.

Menurut mantan legislator di DPR RI asal Buleleng ini Bali harus berani melakukan terobosan lebih dulu, dengan mengutamakan pertanian yang mengarah
kepada kedaulatan pangan, bukan lagi ketahanan pangan. Ini juga sejalan dengan arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri.

Dalam Ekonomi Kerthi ini, masyarakat Bali akan kembali pada potensi, kekayaan dan keunikan alam
Bali. Setelah terpuruk akibat matinya pariwisata, menunutnya saat ini menjadi momentum untuk memperkuat pelaksanaan konsep ekonomi ini. “Ini akan mulai diterapkan penuh tahun 2022, pembangunan Ekonomi Kerthi yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri. Tidak ada daerah lain yang potensi daerahnya selengkap Bali. Maka, mari hentikan kebiasaan impor,” tegasnya.

Baca juga:  Tolak Pemekaran, Warga Banjar Adat Kubu Datangi DPRD Bali

Pertanian harus dibangun dengan serius dari hulu
sampai hilir. Berkualitas dan ramah lingkungan. Harus harmonis dengan alam. Sehingga ke depan Bali bisa
menjadi percontohan pembangunan ekonomi yang
mampu memberdayakan segala potensinya sendiri.
Pandemi Covid-19 telah mengajarkan masyarakat Bali
untuk tidak tergantung pada sektor pariwisata.

Sehingga ini menjadi momentum yang tepat untuk menggerakkan seluruh potensi pertanian Bali. Terarah, terintegrasi dan terpadu, serta memberi manfaat luas untuk masyarakat Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN