Sejumlah pekerja konveksi saat mengerjakan seragam sekolah. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah sekolah kembali akan menyelenggarakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), ini tidak hanya membuat pelajar kembali bergairah dalam belajar. Tetapi, juga berimbas pada sektor jasa. Seperti pada jasa usaha konveksi.

Jasa konveksi mulai kembali menerima order, khususnya dalam pembuatan seragam sekolah. Sejumlah unit usaha konveksi kebanjiran orderan, karena saat PTM siswa harus kembali memakai seragam sekolah.

Situasi demikian belakangan terlihat di dalam usaha konveksi di Jalan Rama Kota Semarapura, Klungkung. Tiba-tiba jasa konveksi ini bisa “hidup” lagi, setelah pemerintah kembali menerapkan PTM meski baru PTM terbatas dengan peserta siswa hanya 50 persen. Setelah penyebaran COVID-19 melandai dan berangsur-angsur normal.

Baca juga:  Segini, Anggaran Pembangunan Jembatan Desa Buana Giri

Pesanan pakaian sekolah mulai ramai masuk ke konveksi ini, sejak satu minggu terakhir. Mayoritas dari sekolah-sekolah, maupun orangtua siswa yang sengaja datang untuk menjahit maupun membeli sendiri pakaian untuk anak mereka sebelum ikut PTM ke sekolah.

Sebab, menurut penjelasan orangtua siswa, beberapa pihak sekolah membebaskan mereka untuk membeli pakaian atau tidak, mengingat kondisi ekonomi yang belum pulih dari dampak pandemi COVID-19.

Pengelola konveksi Dewa Sedana Yasa, Sabtu (25/9) mengatakan pesanan tidak hanya datang dari masyarakat Klungkung, tetapi juga banyak dari kabupaten lain. Tempat sudah cukup dikenal memberikan produk yang memiliki kualitas dengan harga terjangkau.

Baca juga:  "Cyber Bullying," Ini Dampaknya bagi Kalangan Remaja

Bahkan, proses pengerjaannya juga relatif lebih cepat karena ketersediaan pekerja yang cukup dalam melakukan proses produksi. “Sekarang tukang jahit kami sudah bisa bekerja normal. Sebelumnya sepi sekali. Sudah hampir satu setengah tahun usaha kami mati suri karena pandemi,” katanya.

Dari tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021 usaha konveksi ini sempat terpuruk karena nihilnya pesanan. Kini setelah dibukanya pembelajaran tatap muka terbatas, pesanan meningkat hingga 80 persen dibandingkan sebelum PTM. Maka, ia sangat bersyukur PTM ini memberikannya kesempatan lagi untuk menghidupkan usahanya yang nyaris tak bisa beroperasi lagi.

Baca juga:  Jalan di Butus Kerap Banjir, Pembangunan Jembatan Diminta Segera Realisasi

Ia menambahkan, untuk harga jual seragam sekolah, di tempatnya ini cukup bervariasi antara Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu per stel pakaian. Harga jual ini tergantung dari tingkat kesulitan pembuatan seragam dan kelengkapan yang harus ditambahkan pada seragam sekolah.

Melihat dampak ini, ia berharap bisa memanfaatkan momentum ini terus berkembangkan lagi dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi. Ia juga berharap situasinya segera kembali normal, sehingga situasi ekonomi masyarakat kembali pulih dan semua bisa hidup normal seperti sediakala. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *