Sampah – Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat mengecek kondisi TPA Peh. Dengan kondisi ini, pihaknya membuka peluang pihak ketiga untuk pengelolaan sampah. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – TPA Peh di Desa Kaliakah yang menampung seluruh sampah di Kabupaten Jembrana, tergolong sudah overload. Bahkan karena lahan yang sudah terbatas, tumpukan sampah sudah tinggi. Dan setiap harinya, sampah terus menumpuk. Upaya dengan pemilahan, sudah mulai dilakukan. Namun, diharapkan untuk meringankan beban APBD dalam penanganan sampah, pemerintah daerah tidak menutup kemungkinan menggandeng pihak ketiga.

Kondisi sampah yang terus menumpuk ini menjadi perhatian Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. Bupati membuka peluang bagi pihak ketiga dalam penanganan sampah kabupaten dengan lebih profesional. Serta menggencarkan pengelolaan sampah berbasis sumber seperti yang dicanangkan Gubernur Bali, Wayan Koster. Pengelolaan sampah ini sudah mulai dilakukan di sejumlah desa/kelurahan di Jembrana melalui TPS3R.

Baca juga:  Desa di Deadline Wajib Tuntaskan Pembahasan APBDes Perubahan Tahun 2020

“Kita baru delapan (desa/kelurahan) yang ada TPS3R. Ini terus kita galakkan. Tidak menutup kemungkinan ada pihak ketiga untuk penanganan sampah. Kalau kita berfikir menangani dengan (anggaran) APBD kita, payah sekali dan butuh biaya yang banyak,” terang Bupati Tamba saat meninjau TPA Peh bersama PT Reciki Mantap Jaya, I Putu Ivan Yunatana.

Disamping itu, menurut Bupati Tamba, peran bersama, mulai Bupati hingga masyarakat juga sangat penting. Masyarakat harus sudah mulai sadar bahwa sampah menumpuk ini berbahaya ke depan. Dan persoalan sampah ini dialami dari tahun ke tahun dan di seluruh daerah. “Dimana-mana, sudah bertumpuk tingginya. Selama pemerintahan yang ada, lupa mengurus sampah. Ketika sudah seperti ini (menumpuk), kita kehilangan solusi.,” terang Bupati Tamba.

Baca juga:  Sering Overload dan Timbulkan Bau Tak Sedap, Pedagang Pasar Melaya Minta TPS Dipindah

Memang ada beberapa upaya yang sudah dilakukan seperti pemilahan di TPS3R dan TPST di Peh bagian dari upaya meminimalisir residu sampah. Memilah sampah, bagaimana memanfaatkan sampah yang organik dan anorganik. Tetapi akan lebih massif lagi dilakukan.

Bupati Tamba menegaskan untuk penanganan sampah ke depan, memberikan peluang investor masuk dan berani mengelola sampah di Jembrana. “Silakan bagaimana dalam pengelolaan, lahan sudah ada, kita suport pendampingan anggaran. Tidak besar, harapan kita seperti itu, legalitas kita siapkan , tempat sudah ada,” tambahnya.

Baca juga:  Soal Tambahan Kasus Meninggal COVID-19 di Bali, Ini Kata Gubernur Koster

TPA Peh rata-rata per harinya diatas 50 ton sampah dari Pekutatan hingga Gilimanuk masuk ke TPA ini. Bila dikelola sampah berbasis sumber, residu yang dibuang di Peh harapannya bisa berkurang. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *