Wabup Patriana Krisna l berkoordinasi dengan Satker BPJN Wilayah I Provinsi Bali untuk menginventarisir penyebab banjir guna mencarikan solusi ke depan. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Hujan deras hingga menyebabkan tergenangnya jalan nasional Gilimanuk-Denpasar diinvestigasi. Hasil investigasi ini dipaparkan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Bali saat koordinasi dengan Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, Jumat (24/9).

Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Cekik-Batas Tabanan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VIII, AA Yoni Satya, banjir disebabkan curah hujan yang sangat tinggi. Selain itu, tingginya debit air dari hulu sungai tidak bisa masuk ke gorong gorong karena pintu air dalam keadaan masih ditutup. Di sepanjang jalan nasional tepatnya KM 83+800 hingga km 83 +950, juga terdapat pintu air yang tertutup sampah.

Baca juga:  Musim Hujan, Banjir Landa Jalan Denpasar-Gilimanuk

“Pada bagian hilir setelah gorong gorong juga kita temukan sedimentasi atau pendangkalan. Itu beberapa faktor penyebab yang kita temukan di lapangan,” paparnya.

Kepala Satker Jalan Nasional Provinsi Bali Anak Agung Gede Sanjaya menyebutkan perlu normalisasi saluran irigasi serta bertanggung jawab atas kendali pintu air. Selain itu penyesuaian dimensi sungai antara di sisi hilir dengan sisi hulu. “Solusi jangka panjang  perlu dilakukan normalisasi saluran air menuju laut yang mengalami sedimentasi agar air dapat mengalir dengan lancar ke laut,” tandasnya.

Baca juga:  Sampah di TPA Besakih Overload, Meluber ke Jalan

Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengungkapkan perlunya sinergi untuk mencari solusi dalam penanganan banjir ke depan. Urusan yang menjadi kewenangan pihak balai jalan bisa disampaikan ke pemerintah pusat. Sebaliknya, pihaknya akan menyelesaikan yang menjadi tugas dan kewenangan kabupaten.

Wabup didampingi Kabid Bina Marga Jembrana, I Kade Subamia mengatakan curah hujan yang sangat tinggi menimbulkan banjir hingga meluap ke jalan nasional. Aliran air dari hulu ke hilir juga terganggu.

Baca juga:  Dari Pangdam Udayana Mayjen Kurnia Dewantara Diganti hingga Daerah Ini Dinilai Paling Cocok untuk Sirkut F1

Sementara saat purnama keempat, air laut ikut pasang sehingga aliran air kembali ke utara. Atau tidak dapat mengalir lancar ke laut.

Dari inventarisasi yang dilakukannya, ada 10 titik yang menjadi permasalahan. Mulai dari Tukadaya, Kaliakah, Tegal Cangkring, Biluk poh, Penyaringan, hingga Medewi. “Banjir tahun ini luar biasa. Faktor utama tentu karena curah hujan sangat tinggi. Bahkan dari penuturan warga belum pernah terjadi sebelumnya sehingga disebut siklus 50 tahunan. Kita lihat, luapan banjir bahkan terjadi hingga ke pusat kota,” paparnya. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *