I Made Somadita (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – COVID-19 sudah cukup lama mewabah, berdampak besar terhadap semua sektor. Angka kasus COVID-19 terus meningkat. Terlebih belakangan muncul varian baru, membuat lonjakan kasus sangat mengkhawatirkan. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pun diperpanjang untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.

Namun, sejatinya kondisi pandemi tak membuat olah kreatif para perupa terhenti. Mereka justru mencoba beradaftasi dengan pandemi, dengan melakukan kebiasaan baru. Yakni, menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat saat berkreativitas. Karena itu, jangan heran, banyak karya seni dihasilkan para perupa pada masa sulit saat ini. Jadi, di masa pandemi, olah kreatif para perupa tetap produktif.

Baca juga:  Kreta Bali Smita Wujudkan Quality dan Sustainability Tourism di Bali

Salah satu perupa yang tetap produktif di masa pandemi adalah I Made Somadita, pria asal Banjar Jelantik, Desa Apuan, Baturiti, Tabanan. Baginya, pandemi tak membuatnya surut berkarya. Demikian juga saat PPKM diperpanjang, gairah berolah kreatif selalu membara.
“Saya menghadapi situasi pandemi dan masa PPKM ini santai saja. Justru di sini kita diuji akan kemampuan mengontrol diri tanpa berhenti melakukan olah kreatif. Tetap berkarya dengan apa yang ada, adalah sebuah keniscayaan. Di situlah salah satu cara menguji ketangguhan kita sebagai seorang seniman,’’ ujar Somadita, lulusan seni rupa ISI Denpasar, Jumat (23/7).

Baca juga:  Belasan Ribu PJU di Badung akan Diganti LED

Karena itu pada masa pandemi, kegiatan melukis tetap berlangsung seperti sediakala. Tak ada yang berubah. Selain melukis di studio, Somadita juga berkali-kali melukis di sejumlah spot menarik.

Melukis on the spot (OTS) ini biasanya berlangsung di mana-mana. Bisa di Kintamani, Danau Batur, Bedugul, Danau Beratan, Danau Tamblingan atau di sawah kampung halamannya. Tentu dengan tetap menerapkan prokes yang ketat. “Saat sedang melukis on the spot, saya mesti memikirkan soal prokes yang ditetapkan. Sebab, saat melukis on the spot, biasanya akan banyak orang datang mengerubuti. Karena itu harus tetap memakai masker dan jaga jarak,” katanya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Zona Kuning Ini Capai 2 Digit

Sebelum kebijakan PPKM diterapkan, pihaknya bersama teman seniman sering melukis OTS. Banyak karya OTS dihasilkan, seperti pemandangan eksotik Gunung Batur dan danaunya dengan material kanvas dan kertas.

Karya-karya itu mendapat apresiasi dari pecinta seni. Dalam upaya memutus penyebaran COVID-19, menurut Somadita, semua pihak memiliki peran penting. Itu berawal dari kesadaran masing-masing. Kalau mau sehat, setiap orang mesti memperhatikan apa saja hal-hal yang dapat mewujudkan hidup sehat itu sendiri. Agar tidak terpapar virus Corona dan sekaligus tidak ikut andil dalam penyebarannya, penerapan prokes dan vaksinasi adalah penangkalnya. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *