Kadek Wahyudita (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST. com – Pesta Kesenian Bali (PKB) 2021 berakhir, Sabtu (10/7). Hajatan seni selama sebulan dengan sistem hibrid –luring dan daring itu, berlangsung lancar.

Koordinator Tim Kreatif PKB 2021 Kadek Wahyudita menyampaikan, kendati pelaksanaannya berlangsung pada masa pandemi COVID-19, apresiasi masyarakat sangat bagus. Ini menandakan magnet PKB masih sangat besar.

Banyak masyarakat menonton PKB secara virtual. “Teknologi ternyata memang menjadi hal penting untuk selalu hadir menjadi jembatan seniman dengan publik seni. Ini perlu ditingkatkan di masa masa mendatang,”  ujar mahasiswa Magister ISI Denpasar ini.

Baca juga:  Penari Legong "Muani" Kerauhan

Dikatakan, seniman banyak yang berharap, kendati misalnya nanti pandemi usai, garapan seni hendaknya selalu ditayangkan secara streaming di media sosial, selain pentas langsung.

“Animo masyarakat menonton PKB 2021 cukup tinggi. Bahkan, berdasarkan data statistik, penonton PKB melalui Youtube akun Disbud Prov. Bali, berasal dari sejumlah negara. Selain Indonesia, penonton juga ada dari Jepang, Amerika, Malaysia, Taiwan, Belanda, Kanada, Australia, India, dan Singapura. Ini sangat menggembirakan,” ujar Wahyudita.

Baca juga:  Jadwal PKB, Kamis 12 Juli

Usia penonton beragam. Paling banyak berusia 13-24 tahun (48%), diikuti usia 25-44 tahun (35%), dan usia 45 – 65 tahun ke atas (17%). Penonton paling banyak menggunakan device HP (mobile phone) sebesar 85%, lewat komputer 8%, Smart TV 6%, Tablet dan Konsol Game 1%. Subsribers mencapai 7.000 lebih.

Ia berharap ke depan hajatan seni tahunan ini bisa dikelola lebih baik, dengan memanfaatkan teknologi, seperti yang telah dilakukan selama pandemi ini. Manajemen pelaksanaan perlu terus ditingkatkan di tengah masyarakat yang terus bertranspormasi menyesuaikan diri dengan kondisi zaman.

Baca juga:  Di PKB, Eksistensi Perak Digeser Alpaka

Memang, menjadi sebuah tantangan merawat tradisi di tengah hadirnya teknologi yang merangsang hadirnya berbagai bentuk seni virtual. Ia berharap, hadirnya teknologi akan bermanfaat untuk menjaga tradisi di tengah gering agung.

“Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kita mesti memiliki sebuah dokumentasi yang berkualitas dan karya-karya kreasi yang berkualitas lebih baik,” pungkas Wahyudita. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *