Anak-anak mengenakan seragam sekolah pulang ke rumah bersama penjemputnya di Singapura, Senin (17/5/2021). (BP/Dokumen AFP)

SINGAPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Singapura sedang menyusun peta jalan hidup lebih normal dengan COVID-19. Diharapkan virus itu akan menjadi endemik seperti influenza saat tingkat vaksinasi meningkat, kata sejumlah menteri yang memimpin gugus tugas memerangi virus di negara itu.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, negara-kota tersebut telah memvaksin sekitar setengah dari 5,7 juta penduduknya dengan setidaknya satu dosis vaksin. Singapura menggunakan vaksin oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Sementara kecepatan vaksinasi Singapura relatif tinggi, negara ini lebih lambat dalam melanjutkan kegiatan sosial dan perjalanan, dibandingkan dengan tempat lain dengan tingkat inokulasi serupa.

Baca juga:  Pasien Positif COVID-19 Bertambah di Bali, Kumulatif Jadi 277 Kasus

“Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai, dan orang-orang kami lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?” menteri Gan Kim Yong, Lawrence Wong dan Ong Ye Kung mengatakan dalam sebuah opini di surat kabar The Straits Times pada Kamis (24/6).

Singapura memiliki aturan ketat yang mengatur pertemuan sosial, pemakaian masker, pelacakan kontak, dan perjalanan.

Para menteri perdagangan, keuangan, dan kesehatan berharap setidaknya dua pertiga dari populasi divaksin penuh dengan dua dosis saat Hari Kemerdekaan Singapura pada 9 Agustus.

Baca juga:  Cegah Penyebaran COVID-19 Mengganas, Australia Batasi Penerbangan dari India

“Kami bekerja untuk memajukan pengiriman vaksin dan mempercepat prosesnya,” mereka berkata.

Ketika negara mencapai tonggak vaksinasi, pada waktunya, alih-alih memantau jumlah infeksi harian, pihak berwenang akan fokus pada hasil seperti berapa banyak yang jatuh sakit.

Mereka yang terinfeksi akan diizinkan untuk pulih di rumah, sehingga akan ada lebih sedikit kekhawatiran tentang sistem perawatan kesehatan yang sedang tertekan.

Tes COVID-19 tidak akan menjadi alat untuk memagari dan mengarantina orang, tetapi akan lebih digunakan untuk memastikan bahwa acara, kegiatan sosial, dan perjalanan ke luar negeri dapat berlangsung dengan aman.

Baca juga:  Genap Dua Pekan, Bali Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Para menteri mengatakan orang akan dapat melakukan perjalanan lagi setidaknya ke negara-negara yang juga mengendalikan virus, dengan pengujian dan vaksinasi menghilangkan kebutuhan akan karantina. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *