Kadis Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena membuka Diklat Pengembangan Usaha Koperasi di aula kantor Depag Kota Denpasar, Senin (19/10). (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) saat pandemi Covid-19 ini mengalami permasalahan cukup berat. Menyelamatkan dan pemulihan koperasi dari keterpurukan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan penyelamatan dan mempercepat pemulihan ekonomi melalui program restrukturisasi lewat LPDB, program bantuan presiden dan subsidi bunga kredit.

”Kedepan kami harapkan koperasi mampu menjadi benteng perekonomian masyarakat saat menghadapi krisis. Koperasi memiliki peranan sangat penting karena fungsinya sebagai badan usaha menaungi dan mempersatukan rakyat kecil dalam menggerakkan ekomomi sekaligus soko gru perekonomian nasuional,’’ kata Kadis Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma sena, di sela-sela pembukaan Pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pengembangan Usaha Koperasi, di aula Kantor Depag Kota Denpasar, Senin (19/10).

Baca juga:  Pasien COVID-19 Meninggal ke-53, Ini Asal dan Riwayat Penyakitnya

Erwin Suryadarma mengaku, koperasi khususnya koperasi simpan pinjam mengalami kondisi terberat. Banyak anggota koperasi tidak mampu membayar cicilan dan banyak juga menarik simpanan. Karena itu, koperasi hanya bergerak di bidang simpan pinjam harus mengembangkan usaha baru dan melakukan inovasi agar mampu bangkit melawan krisis akibat Covid-19. Koperasi harus mampu melihat peluang untuk mengembangkan usaha. ”Koperasi khususnya koperasi serba usaha masih mengandalkan simpan pinjam saja. Padahal di era sekarang koperasi bisa menggarap usaha lain dalam rangka memberi pelayanan kepada anggota koperasi,’’ ujar Erwin Suryadarma.

Dia berharap, ke depan banyak usaha lain perlu dikembangkan seperti bengkel, retail, toko, usaha cuci motor, catering dan banyak usaha lain bisa digarap. Apalagi di masa pandemi virus corona banyak yang diperlukan yakni makanan dan minuman. Koperasi bisa menyiapkan kebutuhan untuk anggota dengan tetap memprioritaskan protokol kesehetan (prokes). Koperasi memiliki anggota tetap bisa melayani secara daring dan bagaimana memaksimalkan anggota koperasi agar benar-benar mendapat pelayanan yang baik. Kalau koperasi masih terjebak usaha simpan pinjam, koperasi tidak akan berkembang. Apalagi situasi saat ini anggota koperasi lebih banyak menarik simpanannya.

Baca juga:  Dua RT di Jakarta Masuk Zona Merah Covid-19

”Kita dorong koperasi tidak terjebak pada satu usaha saja, karena koperasi simpan pnjam banyak unit usaha. Karena koperasi badan usaha banyak usaha yang bisa digarap,’’ jelasnya.

Lebih lanjut Erwin Suryadarma mengungkapkan, koperasi harus memiliki inovasi dan terobosan untuk memajukan usaha. Koperasi harus mereposisi diri sehingga pelayanan kepada anggota tidak hanya simpan pinjam, melainkan kebutuhan sembako saat ini sangat diperlukan oleh anggota. Koperasi di Kota Denpasar sebagian besar bergerak di bidang simpan pinjam dan tidak tertarik usaha lain. ”Kami harapkan koperasi mengambil peluang usaha lain, karena banyak usaha tidak diambil. Koperasi bukan hanya melayani pinjaman uang, tapi kebutuhan lain yang diperlukan anggota harus ada,’’ paparnya.

Baca juga:  Suwirta Desak Pusat Segera Tangani Pelabuhan Gunaksa

Dia menambahkan, diklat pengembangan usaha koperasi se-Kota Denpasar diikuti 35 peserta dan berlangsung selama lima hari. Peserta mengikuti pelajaran tiga hari di kelas dan dua hari melakukan praktek kerja lapangan. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *