Kontingen PON Bali ke Papua. (BP/Nel)

DENPASAR, BALIPOST.com – PON Papua persisnya digelar 2-15 Oktober mendatang dan tinggal 157 hari lagi. Oleh sebab itu, para atlet dan pelatih dituntut serius menjalani program latihan, guna mencapai prestasi puncak di Bumi Cendrawasih. Bahkan, jika dikurangi hari Minggu dan libur nasional, sisa waktu latihan tinggal sedikit lagi.

Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra mengungkapkan, sisa waktu PON terdapat 22 hari Minggu, ditambah 9 hari libur nasional. “Seandainya hari libur nasional dan Minggu atlet tidak berlatih, maka sisa waktu hanya tinggal 126 hari,” ujar Yamadhiputra, di GOR Lila Bhuana Denpasar, Rabu (28/4).

Baca juga:  Pola Latihan Banat Capai 90 Persen

Ia mengkalkulasi, seandainya atlet berlatih empat kali dalam sepekan, maka mereka bisa berlatih 88 kali. Sedangkan jika atlet berlatih lima kali dalam sepekan, maka mereka harus melakoni latihan 106 kali. “Jadi, saya ingatkan sisa waktu sangat mepet dan harus benar-benar bisa dimanfaatkan dalam mengukir prestasi terbaik,” pintanya.

Sejauh ini, Bali meloloskan 248 atlet dari 28 cabor, serta melakoni 195 nomor pertandingan. Sementara, venue PON Papua tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Timika, serta Merauke. Ia mengemukakan, cabor andalan Bali yang dipertandingkan paling awal adalah cabor cricket. “Cabor cricket inilah yang kami harapkan mendulang emas pertama bagi kontingen Bali,” harapnya.

Baca juga:  Irwan dan Marsel Targetkan Medali di Bola -10 Ganda

Sesuai dengan jadwal, kata Yamadhiputra, cabor yang paling akhir dipertandingkan seperti renang dan karate. “Bahkan kami juga berharap karate dan renang ini menjadi penyumbang medali emas, demi mengatrol posisi Bali,” ungkapnya.

Rangkaian PON, menurut dia, jadwal terakhir pertandingan 15 Oktober dan kontingen terakhir balik ke Bali pada 16 Oktober. Untuk cabor yang mendahului seperti cricket, rombongan bisa berangkat mendahului pada September.

Di sisi lain Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi menyatakan, dana untuk pemberangkatan atlet ke PON Papua tergolong minim. Kendati demikian, Suwandi berpesan, hal ini tidak boleh menyurutkan semangat juang atlet termasuk pelatihnya. “Namun saya yakin atlet dan pelatih tetap menggulirkan latihan, demi meraih prestasi puncak di PON Papua,” terangnya.

Baca juga:  Putri Suastini Koster Sosialisasikan 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru

Upaya menekan biaya, Suwandi menyarankan, supaya cabor lebih cenderung menggelar try in dengan mendatangkan atlet luar Bali untuk berlatih di Pulau Dewata. “Saya kira jika melakukan try out, biayanya pasti lebih besar, dibandingkan cabor menggelar try in,” imbuhnya. (Daniel Fajry/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *