Ketut Mardjana. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli berkomitmen membangun pariwisata lebih baik ke depan. Sektor pariwisata ini disebut-sebut menjadi salah satu prioritas Pemkab.

Bahkan Pemkab berupaya menciptakan pariwisata Bangli yang murah, namun berkualitas. Sayangnya hingga saat ini belum ada gebrakan signifikan dari pemerintah daerah untuk merealisasikan upaya tersebut.

Justru persoalan demi persoalan muncul. Salah satunya masalah pungutan retribusi yang ada di Kintamani.

Baca juga:  Potensi Wisata Bangli Perlu Dikelola Terstruktur dan Terencana

Belum ada solusi soal pungutan retribusi yang kerap menjadi sumber permasalahan ini. Keluhan adanya pungutan tersebut, bahkan sempat muncul di media sosial (medsos).

Para wisatawan yang melewati objek wisata Geopark Batur di Kintamani, dikenai pungutan di depan berupa tiket masuk. “Hal ini yang saya selalu kritik. Sebab secara psikologis orang itu (para wisatawan, red) akan berpikir kalau berwisata ke Kintamani ternyata besar sekali biayanya (mahal),” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bangli, Dr. I Ketut Mardjana belum lama ini.

Baca juga:  Koster Tak Tertarik Pungut Retribusi, Lebih Baik Cari PAD lewat Ini

Ia menilai dengan adanya pungutan retribusi di depan, sangat menghambat perkembangan pariwisata Bangli, khususnya di Kintamani. Guna menghilangkan kesan mahal itu, Pemkab harus mengambil langkah bijak.

Pungutan retribusi tersebut mesti dilakukan di belakang. Artinya genjot pajak hotel dan restoran (PHR) dan dipasangi alat sehingga bisa mendeteksi berapa tamu yang datang dan penjualan setiap usaha. “Mungkin ini akan jauh lebih besar daripada pungutan di depan,” ucapnya.

Baca juga:  Pascakebakaran Meru, Desa Tamanbali akan Mecaru

Ia berharap Pemkab Bangli memikirkan hal ini jika ingin memajukan sektor pariwisata. Sebab, pontensi pariwisata ini sangat luar biasa dan merupakan satu-satunya di dunia memiliki kaldera yang begitu indah. “Intinya potensi pariwisata di Bangli sangat luar biasa,” imbuhnya. (Pramana Wijaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *