Sepasang pengantin melakukan ritual dalam Nganten Bareng-bareng di Pengotan, Kamis (18/3). (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Tradisi nganten bareng-bareng kembali digelar Desa Adat Pengotan, Bangli, Kamis (18/3). Ada 18 pasang mempelai yang ikut dalam tradisi tersebut.

Di tengah pandemi COVID-19, nganten bareng-bareng dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Sebelum masuk areal pura, mempelai dicek suhu tubuhnya.

Bendesa Adat Pengotan Jero Kopok mengatakan, saat pandemi COVID-19 muncul di 2020, tradisi nganten bareng-bareng sempat ditunda pelaksanaannya. Tahun ini diputuskan untuk dilaksanakan kembali dengan menerapkan prokes ketat.

Jelas Jero Kopok, dalam pelaksanaan nganten bareng-bareng kemarin, pasangan mempelai yang masuk ke areal pura dibatasi hanya tiga pasang. Tidak sekaligus seperti sebelum-sebelumnya.

Baca juga:  Soal Hujan Es di Pengotan dan Landih, Ini Penjelasan BMKG

Mempelai juga mengenakan masker dan faceshield. Pengukuran suhu tubuh dilakukan prajuru adat dan pecalang terhadap mempelai di pintu masuk pura. “Yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk. Cuma satu orang warga yang boleh ikut ke pura bersama mempelai,” jelasnya.

Setelah sampai di dalam Pura, dilakukan pengaturan jarak. Dalam pelaksanaan tradisi ini, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian Polsek Bangli.

Pelaksanaan tradisi nganten bareng-bareng  terbilang sebentar. Dimulai pukul 10.00 tradisi unik itu selesai pukul 11.30 WITA.

Baca juga:  Delegasi TIIMM Kunjungi Museum Pasifika

Jero Kopok mengakui waktu pelaksananya dipersingkat. Namun tidak ada prosesi yang dihilangkan. “Kalau tidak ada COVID seperti sebelumnya, sangkep nganten saja biasanya dilaksanakan dari jam 8 pagi sampai jam 2 sore di pura,” ujarnya.

Dia menyebutkan dari 18 pasang mempelai yang ikut nganten bareng-bareng, sebagian diantaranya merupakan warga asli Pengotan. Sebagiannya lagi merupakan warga Pengotan yang menikah ke luar desa.

Proses nganten bareng-bareng diawali di nista mandala, kemudian dilanjutkan di areal Pura Bale Agung. Di dalam Pura Bale Agung terdapat bale nganten.

Baca juga:  Komnas HAM Keluarkan Rekomendasi, Ini Isinya

Di bale tersebut para mempelai melalui ritual makan sirih. Setelah itu dilanjutkan dengan mepamit dan ngunggahang damar kurung di ulun Bale Agung.

Dalam setahun tradisi nganten bareng-bareng di Pengotan bisa digelar dua kali. Yakni saat sasih Kapat dan Sasih Kedasa. Waktunya ditentukan oleh pihak Desa Adat Pengotan. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *