Upacara Tawur Tabuh Gentuh serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih, pada Selasa (13/3). (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Upacara Tawur Tabuh Gentuh serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih, digelar pada Sabtu (13/3). Upacara yang dilaksanakan di Bencingah Pura Agung Besakih itu, dipuput tiga sulinggih.

Pemangku Pura Penataran Agung Besakih, Jro Mangku Jana, mengungkapkan, upacara Tawur Tabuh Gentuh ini, merupakan salah satu rangkaian dari Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) yang puncaknya jatuh pada 28 Maret. Upacara Tawur Labuh Gentuh ini, rutin dilaksanakan saat tilem sasih kesanga.

“Sebelum acara ini dimulai, kami lebih dulu telah melakukan upacara mapiuning di Padma Tiga Pura Penataran Agung Besakih. Dan tahun ini, juga dilaksanakan upacara penyegjeg Giri Tohlangkir yang berkaitan dengan upacara mepulang penyegjeg, segara kerthi, dan danu Kerthi yang dilakukan secara serentak di Bali pada pukul 09.00 WITA dipuput sulinggih,” Ucapnya.

Baca juga:  Mesin Mati, Nelayan Terombang-ambing 5 Jam di Laut

Mangku Jana, menambahkan, setelah usai melaksanakan upacara mapulang panyegjeg ini, baru dilanjutkan dengan upacara Tawur Labuh Gentuh yang berlokasi di Bencingan Agung Pura Agung Besakih, tepatnya di timur wantilan. “Sarana upacara lengkap seperti sebelum-sebelumnya. Untuk wewalungan yang dipergunakan dalam upacara itu, diantaranya kerbau, catur muka, tebasan-tebasan, pebangkit, kambing, bebek, asu blangbungkem, serta wewalungan yang lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, tujuan dari upacara yang dilakukan ini, adalah untuk mengharmonisasi alam semesta beserta isinya. Terlebih sampai saat ini pandemi masih melanda. “Ada upacara khusus yang dilakukan untuk COVID-19, yakni nyomia bhuta agar kembali harmonisasi, sehingga kita dapat melaksanakan swadarma, kerayuan Bhuana Aguang dan Bhuana Alit,” tegasnya.

Baca juga:  Dua Banjar di Petang Ini Diguyur Hujan Es

Ketua Panitia Karya IBTK, Jro Mangku Widiartha, mengatakan, dalam upacara ini, pihaknya melibatkan unsur-unsur pokok kelembagaan yang ada di Desa Adat Besakih. “Upacara sendiri dipuput oleh tiga sulinggih,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *